Minggu, 27 Oktober 2013

The Fear

Tentang rasa takut atau ketakutan.

Ya, gue pernah ada di posisi untuk memahami kalo rasa takut itu bisa dihilangkan. Caranya? Dengan terus berani dan raguin rasa ketakutan itu. Lawan! Lawan! Dan itu benar untuk beberapa poin, bahwa salah satu cara untuk menghadapi rasa takut ya dengan melawannya. Menghadapinya dengan keberanian. Sampai membuat kesimpulan, bahwa rasa takut itu adalah sebuah kelemahan. Buat apa ada rasa takut? Lalu semakin ke sini, gue sadar bahwa pada akhirnya kita semua adalah manusia biasa. Semakin teriak, semakin jelas perasaan itu. Semakin menghindar dari rasa takut, dia semakin ada. Semakin nyata. Tetus gue marah untuk membiarkan rasa takut itu ada di dalam diri sendiri. Sampai akhirnya gue sadar, bahwa justru karena kita manusia makannya rasa takut itu ada.

Berani, senang, sedih, kecewa, bahagia, semangat, putus asa. Karena kita, manusia, mencari keseimbangan. Kayak quotes yang pernah gue tulis sebelumnya: keberanian itu nggak ada tombol on atau offnya. It just happened. Dan rasa takut itu ada, bukan suatu perasaan yang lemah. Tapi perasan bahwa kita menyadari ada sesuatu yang lebih besar dari kita, dan membutuhkan orang lain. Dalam hal ini, gue menemukan kebutuhan sama Tuhan. Rasa ketakutannya langsung ilang bles dalam satu detik? Nggak juga. Atau masalahnya jadi langsung terselesaikan? Belum tentu. Tapi menemukan rasa nyaman dan berserah diri, yang kemudian diikuti sama rasa keberanian untuk berdiri. Karena gue tau betul, gue punya pegangan. 

Rasa takut itu menunjukkan bahwa kita masih punya hati. Tapi juga harus diinget, rasa takut itu juga yang dijadiin acuan untuk bisa menghadapinya. Untuk tau, keberanian yang dimiliki itu bisa sampai sejauh mana. Orang berani adalah mereka yang tau betul apa ketakutannya, apa kelemahannya, dan mereka tau bagaimana menyiasatinya. Nggak, ngga diilangin, hanya mereka memperlakukannya dengan cara yang berbeda. Mereka menjadikannya kekuatan dan justru membuatnya jalan berdampingan untuk mendapatkan tujuannya. 

Be present. Karena kadang, rasa takut itu ada karena suatu hal di kepala. Mereka yang bahkan belum ada di depan mata. Sebagaian besar berisikan tentang kemungkinan-kemungkinan dan perencanaan untuk menyelamatkan diri. Kalau aja kita mau berhenti untuk memikirkan itu semua dan mulai hidup di detik saat ini, ceritanya akan berbeda. Be present. 

Hahhh, nggak ada yang lebih baik ya dari percakapan antara diri sendiri dan Tuhan :D

Good night!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar