Float - Sementara
Sementara teduhlah hatikuTidak lagi jauhBelum saatnya kau jatuhSementara ingat lagi mimpiJuga janji janjiJangan kau ingkari lagi
Percayalah hati lebih dari iniPernah kita laluiJangan henti disini
Sementara lupakanlah rinduSadarlah hatiku hanya ada kau dan akuDan sementara akan kukarang ceritaTentang mimpi jadi nyataUntuk asa kita ber dua
Percayalah hati lebih dari iniPernah kita laluiTakkan lagi kita mesti jauh melangkahNikmatilah laraJangan henti disini
Percayalah hati lebih dari iniPernah kita laluiJangan henti disini
Sementara lupakanlah rinduSadarlah hatiku hanya ada kau dan akuDan sementara akan kukarang ceritaTentang mimpi jadi nyataUntuk asa kita ber dua
Percayalah hati lebih dari iniPernah kita laluiTakkan lagi kita mesti jauh melangkahNikmatilah laraJangan henti disini
Pada suatu hari nanti, aku dan dia akan berbicara lagi. Kami akan berbicara pada siang itu, dengan matahari yang bersembunyi malu di balik awan, angin pantai yang membuat semua daun pohon kelapa ikut menari, dan hangatnya Bali saat itu membuat aku memilih membuka kaca, membiarkan tirai berayun sesuai iramanya.
Di situ, di kamar itu, kami berbicara apaaa saja yang sebenarnya sudah kami nantikan dari berbulan-bulan lalu lamanya. Dia duduk di sofa itu, dengan ekspresi berapi-api menceritakan kisahnya. Tubuhnya sesekali bergerak dengan spontan, bereaksi dengan kata-kata yang baru saja ia lontarkan dari mulutnya. Sementara aku? Aku lebih memilih untuk memeluk bantal sambil tengkurap di atas kasur, menikmati pemandangan di depan mataku. Ikut tertawa, menimpali, dan tersenyum dengan kehadirannya.
Indah. Bahagia. Sempurna.
Suatu hari nanti, pasti akan tercapai. Bersabarlah sebentar, hari itu sedang aku rajut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar