tag:blogger.com,1999:blog-43699111290462734422024-03-18T15:55:26.043-07:00Bani's thingssee what i see :)Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.comBlogger98125tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-44205465671391729142021-10-26T06:05:00.000-07:002021-10-26T06:05:15.975-07:00Satu Langkah Kecil Menjadi Dewasa<p><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Beberapa blog lalu suasanya terlihat murung ya? Hmm mungkin tanpa sadar, dengan berjalannya pandemi sampai sekarang dan banyak banget denger berita sedih maupun duka, nggak tertolong lagi alam bawah sadar minta dilepasin rasa murungnya. Huw.</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Anyway, sekarang situasi perlahan berangsur membaik. Angka <i>positivity rate</i> sudah mulai menurun, ngiung-ngiung ambulans sudah jarang terdengar, toa masjid yang ngumumin Innalillahi udah nggak terdengar lagi. Kita udah mulai boleh kumpul-kumpul dan sejauh ini masih cukup terkendali soal pakai masker dan keramaian. Mungkin banyak dari kita yang udah ngerasain gimana ga enaknya kena covid dan mengubah kesehariannya. Lalu kemarin ini, berkesampatan ngumpul bareng deh sama temen sma (hedith, ditha, dan herny). <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Seperti biasa, kita ngobrol ngalor ngidul tentang kabar, keseharian, keluarga dan sebagainya sebagai pemanasan. Kita tau percakapan berjalan lancar ketika udah masuk ngomongin daftar panjang mantan ditha pas sma. Kayak, beneran panjang banget dan kita harus saling ingetin ini yang mana dengan deskripsi kejadian aneh-anehnya aja gitu. Kayak, “mantan ditha yang X, yang pernah nembak sambil gigit bunga mawar!” atau “ih, cowok Y yang pernah ngeboncengin ditha di lampu merah permata ijo, terus digepin sama pacarnya ditha yang C di tengah jalan gara-gara kuteknya gonjreng!”. Lo, akan hidup dengan memori itu diotak kita tha. Luv u. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Setelah sesi kuis mantan ditha yang mana selesai, baru kita ke topik geng pas SMA. Off course ada beberapa kejadian yang selalu jadi inti masa SMA kita. Tapi pas pertemuan kemarin, pembahasannya lebih mendalam dan gue nyadarin satu hal penting yang mungkin mempengaruhi kehidupan sosial kami. Biasalah, pas SMA pasti kita nge-geng. Pada saat itu, kita punya 1 geng dengan 13 anggota. Dalem hati, lu bikin pertemanan apa klub bola tong? Dan di pertemuan itu, gue diingetin lagi kalo kita tuh sempet ada geng di dalem geng yang ngebuat kita pecah dan ga bareng lagi. Di sini menariknya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Di umur 16, kita terbiasa untuk ngelakuin hal berdasarkan insting, secara impulsif, dan berani<i>. </i>Masih ada besok, apa sih yang ditakutin? Jadi ketika gue dikasih tau ada geng di dalem geng, yaa udah mau gimana lagi. Udah ada gerak-gerik saling ngehindar dan jaga jarak, jadi buat apa dikejar. Tapi terus memori gue nge-recall. <i>Instead of </i>ngebiarin mereka ngehilang dan bersikap kayak ngaak ada apa-apa, kita (gue lupa siapa yang inisiatif duluan), justru kumpul ber-13 di rumah hedith dan ngomongin masalah ini bareng-bareng. Intinya, mereka nggak suka kalo tiap istirahat dipaksa untuk harus kumpul bareng di depan salah satu kelas (menurut pemikiran gue juga, ngapain juga yak) dan kalo absen besokannya disindir. Masuk akal alasan mereka. Jadi yang kita lakuin pada sore itu, kita setuju untuk bubaran dan saling peluk-pelukan. Besokannya dan hari-hari berikutnya, hubungan kita jauh lebih baik dan sehat dari sebelumnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Gue mau apresiasi diri sendiri sama sahabat-sahabat gue pada saat itu. Kita semua masih muda, ada masalah dengan kelompok, dan kita bisa nyelesaiin dengan bicara baik-baik dan <i>move on </i>dari kejadian itu. Gila, orang dewasa aja belum tentu bisa ngelakuin hal itu. Mungkin ini jadi tahapan pembelajaran gue bahwa, kalo ada konflik tuh bisa loh diselesaiin dengan baik-baik. Semua pihak berkenan untuk saling mendengarkan, menyuarakan, dan menghargai apa yang dilakukan. Setelah keputusan sudah dibuat, bertanggung jawablah dan <i>move on. </i>Gue bersyukur banget di masa muda itu bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa ngebuat masa dewasa gue sedikit lebih menenangkan. Gue ternyata bisa nyelesaiin satu masalah besar tanpa harus memutus silahturahmi yang lain. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Gue beruntung, lingkungan membawa gue ke tempat yang baik dan orang di sekitar cukup men-<i>challenge</i>pemikiran untuk selalu berpikiran terbuka. Ini <i>privilege, </i>yang gue yakini dari doa yang dipanjatkan alm mama dan papa dari dulu. Gue berharap, naren juga diberi keberuntungan dan keberkahan untuk dikelilingi orang baik, yang bisa mengantarkan dia ke tempat yang lebih baik lagi. Sehingga dia cukup untuk mengenali dirinya, mengingat Allah dalam setiap tindakannya, serta bermanfaat bagi dirinya, orang di sekitarnya, dan lingkungannya. Amiin...<o:p></o:p></span></p>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-70546947798436060462021-09-11T00:46:00.003-07:002021-09-11T00:46:45.160-07:00Beautiful Soul<p> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Saat berumur nanti, aku pingin kayak yangkung sutopo. Bayangin: Di suatu sore di kota Malang (atau kota mana pun yang sejuk dan udaranya seger banget!) kamu duduk di kursi teras sambil menunggu kopi hitam yang ada di sebelah mejamu tidak begitu panas. Kamu berdiri lalu menuju piano, kemudian melantunkan beberapa lagu untuk melatih kembali ingatanmu. Setelah dirasa cukup, kamu kembali pada kopimu lalu menghabiskannya, dan segera membersihkan halaman mungilmu agar kembali asri.</span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Di lain hari, kamu fokus menyelesaikan lukisan cat minyakmu yang rata-rata berisikan gambar bunga, sekumpulan orang bermain musik, atau pemandangan. Kalau pada sore itu kamu masih penuh energi, kamu akan menelpon teman-temanmu (yang jarak umurnya mungkin sepantaran anakmu) untuk bertemu di lapangan tennis dan memainkan permainan dengan santai. Atau ada hari di mana para tetangga melihatmu dengan vespa biru itu, sambil menenteng buah semangka di dalam tas jaring coklatmu, yang disangkutkan di bagian tengah motor. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Yangkung, beneran deh. Pas masih kecil dulu, pemandangan ini terlihat sangat biasa dan nggak ada yang spesial. Tapi begitu aku beranjak dewasa dan melihat banyak hal, hal yang biasa ini jadi tujuan aku saat berumur nanti. Saat yangkung ke Jakarta, yangkung akan bergilir bermalam ke rumah anak-anak yangkung. Yangkung membuat teman baru di komplek tempat tinggal kami, untuk diajak olahraga tennis bareng. Yangkung membuat teman di mana pun yangkung berada. Mereka semua mengingat yangkung sebagai seorang yang hangat dan penuh energi. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Yangkung nggak pernah banyak bicara, tapi dalam diamnya punya kemampuan untuk membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Selalu membaca buku atau koran di waktu senggangnya, sehingga saat berbicara dengan orang lain, punya sudut pandang yang luas. Aku selalu suka pemandangan teras rumah mayang saat menjelang waktu lebaran. Anak-anak yangkung duduk melingkar, sambil bercanda satu sama lain hingga larut malam. Para cucu sibuk makan bakso atau berebut skateboard,yang sampai sekarang kita semua nggak ada yang tau cara pakenya gimana. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Saat kepergian oma, yangkung menolak tinggal di Jakarta dan memilih tinggal sendiri di Malang. Aku saat itu terlalu muda untuk tau atau paham apa yang bisa ku lakukan untuk menemani yangkung. Padahal aku bisa ya telpon yangkung untuk sekedar bertanya kabar dan menceritakan hariku dan mengunjungi yangkung saat berlibur. Lalu saat yangkung berpulang, MashaAllah, banyak banget temen-temen yangkung. Yangkung begitu dicintai! Dan kak santi menyadarkan aku, keluarga sutopo ini adalah panutan dalam berkeluarga. Mulai dari akhlak, cara berkomunikasi, sampai belajar batas dan menghargai sifat tiap individu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US">Yangkung, terimakasih telah memberikan contoh serta menginspirasi. Aku beberapa kali mimpiin yangkung dan beneran kangen banget sama yangkung. Kami semua di sini hidup dengan baik serta rukun, yangkung. Salam untuk mama dan oma di sana yaa...<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-EOCyG4FpLQY/YTxelKk2IxI/AAAAAAAABZY/8I9PrmzP3x0GNhuT7tdihDa_ZNtzatO_ACLcBGAsYHQ/s2048/IMG_7516.HEIC" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-EOCyG4FpLQY/YTxelKk2IxI/AAAAAAAABZY/8I9PrmzP3x0GNhuT7tdihDa_ZNtzatO_ACLcBGAsYHQ/s320/IMG_7516.HEIC" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tulisan yangkung tentang perjalanan hajinya</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-0OlD6B-qVPo/YTxekxSoAXI/AAAAAAAABZU/wAW4ehV0AG88mEBANjwqljN0AiOzR1VaQCLcBGAsYHQ/s2048/IMG_7515.HEIC" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-0OlD6B-qVPo/YTxekxSoAXI/AAAAAAAABZU/wAW4ehV0AG88mEBANjwqljN0AiOzR1VaQCLcBGAsYHQ/s320/IMG_7515.HEIC" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Manis, kan?</td></tr></tbody></table><br /><span lang="EN-US"><br /></span></p>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-64984650705658015892021-09-03T21:53:00.001-07:002021-09-03T21:53:27.914-07:00Ke Mana Perginya Mereka yang Sudah Meninggal?<p><span style="font-family: Calibri, sans-serif; text-align: justify;">Saya tau, mereka berada di akhirat sedang menunggu datangnya hari kiamat, menunggu waktu perhitungan tiba. Itu yang saya pelajari sejak sekolah dasar, sampai saat ini diyakini, sambil menunggu waktunya tiba. Pertanyaan di atas itu bukan ditujukan untuk mereka yang pergi, tapi untuk saya, kita yang bertahan. Kita yang terus menjalani hari, satu demi satu langkah memulai sesuatu, menghabiskan yang tadinya detik, menjadi menit, lalu ke jam.. Begitu terus.</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; text-align: justify;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Baru-baru ini saya merapihkan rumah dan mendapati diri saya berada di tumpukan boks berisi foto, buku, dan dokumen almarhum mama. Saya buka satu persatu, saya lap debunya sambil mengagumi apa yang dilakukannya. Perasaan ini hangat, hati ini penuh. Tahun ini sudah masuk 15 tahun meninggalnya mama, angka yang sama di usia saat mama meninggal. Saya sibuk menjalani hidup, tapi ingin sekali berhenti di peringatan tahun ke 15 ini untuk berdiam lebih lama. Kenapa? Just wondering, separuh hidupku dengan kehadiran mama dan separuhnya lagi hidup dengan berpegangan memori tentangnya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Tanggal 1 maret 2021 itu saya lalui dengan berdoa dan mencoba berkomunikasi dengan diri sendiri dan (seolah-olah) dengan mama. Semuanya berjalan lancar sampai ada satu perasaan yang ingin dikeluarkan tapi saya ngga tau apa. Saat itu saya cuma pingin nangis sambil babbling apa aja yang ada di hati. Sampai akhirnya ke luar satu perasaan inti, yang menurut saya paling masuk akal untuk menjelaskan sikap saya beberapa tahun ini. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">“Aku takut lupa memori tentang mama…”<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">As I grow older, I made a lot of memories. Hari itu saya takut, setakut itu untuk kehilangan memori tentang mama. Karena kamu tau kan cara kerja memori. Kamu pilih yang paling berkesan dan menarik, lalu kamu putar itu terus menerus-menerus sampai memenuhi dahagamu. Terus apa yang terjadi kalo kamu memilih memori yang sama selama 15 tahun? Kamu mendambakan memori yang baru karena yang lama menjadi usang. Saya, menjadi seorang manusia biasa, yang ingin memiliki sesuatu yang lebih.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Kembali pada siang itu dengan tumpukan boks berdebu berisikan album foto mama. Saya kaya lagi dikasih update software. Menghubungkan puzzle lama dan mencoba memahami setiap tindakannya. Mencoba menerka, apa yang ada di pikirannya? Siapa yang influence kamu saat itu, ma? Begitu banyak pertanyaan dengan minim jawaban. Masih sibuk membuka foto dan folder milik mama, sampai pada akhirnya saya menemukan satu titik pemahaman lagi. Pada akhirnya semua orang yang hidup, akan berubah menjadi memori, dan diabadikan dalam setumpuk dokumen. Eksistensi orang itu, pada akhirnya menjadi sebuah dokumen. Entah berupa foto, nilai rapot, ijazah, piagam, sertifikat. Kertas-kertas itu yang menceritakan secara singkat perjalanan hidup seseorang dari akta kelahiran sampai berakhir di sertifikat kematian. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Saya akhirnya memahami, ada sebagian orang yang pada akhirnya menyimpan setumpuk dokumen dan barang (yang mungkin menurut kita buat apa sih disimpan?) sampai akhirnya termakan waktu dan terlupakan. Karena bend aitu menyimpan banyak sekali memori, yang mungkin di waktu yang tepat saat kamu buka kembali, bisa menyelamatkanmu. Masa kejayaan itu, masa di mana kamu hidup hanya untuk momen itu, masa di mana yang membuat kamu bisa bertahan sampai sejauh ini. Entah itu sebuah foto, buku catatan pelajaran, sepatu yang sudah usang, setiap kamu pegang lagi bendanya, seperti dalam mesin penjelajah waktu. Kamu ingat betul kapan mendapatkannya, apa yang terjadi, sehingga menjadikanmu menjadi seorang yang seperti apa. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Menutup blog kali ini, saya kutip dari film favorit saya Reply 1994. Untuk aku yang berhasil bertahan 15 tahun dengan memori mama. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">“I thought it would hurt less as time passes by. But the older I get, the more I miss her”<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US">dari aku, yang rindu sekali sama mama :)<o:p></o:p></span></p>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-19672243989350063372020-09-13T23:38:00.001-07:002020-09-13T23:38:34.511-07:00Midnight Overthinking<p style="text-align: justify;"> Berapa kali sih kejadian pas kita otw tidur, tiba-tiba keingetan aja silly things masih kecil dulu. <i>Like, why the hell did you do THAT!? </i> Terus malu sendiri... tambah ga bisa tidur. Yha~ Tapi sekarang kayanya gua punya sudut pandang baru deh kenapa ngelakuin hal ajaib itu. <i>Because we were young, we don't complicate simple things. </i>Kita hidup pada hari itu, rasa penasaran tumbuh dan pingin banget tau apa sih ini? <i>We just do it... and we learn. </i>Rasa malunya kan baru tumbuh saat kita dewasa. Saat kita baru ngeh bahwa <i>we are free to choose but we are not free from the consequences. </i></p><p style="text-align: justify;">Jadi balik lagi dengan hal aneh yang dilakuin jaman dulu. Kalo bisa muter waktu dan dikasih kesempatan buat nunda kejadian itu, gua rasa gua bakal mampir Indomaret dulu beli susu beruang sama sari roti, terus duduk dipojokan ngetawain tingkah Bani yang dulu. Karena secara tidak langsung, kejadian dan akumulasi dari kejadi-kejadian itu, yang ngebentuk gue sekarang. <i>And I thank you for that. </i></p><p style="text-align: justify;">Salah satu contoh, gue punya sahabat baik dari SD. Menurut gue, hidup dia itu ngga gampang dan <i>somehow</i> dia bisa jalaninnya sambil bertingkah selayaknya anak SD. <i>I adore her a lot! </i>Gue yang saat itu masih 12 tahun dan nggak bisa nahannya, kadang suka nangis sendiri di kamar dan kegep sama nyokap. Singkat cerita, gue curhat lah sama nyokap dan <i>she takes it seriously. </i>Semua berjalan baik-baik aja, sampai suatu hari nyokap jemput sekolah dan minta dianterin ke rumah sahabat gue ini. Dia kasih tau kalo mau ngomong sama nyokap sahabat untuk kasih perspektif dari segi orang tua ke anak. Satu sisi gue ngerti bahwa niat nyokap baik, dia mau ngelakuin sesuatu untuk sahabat gue ini. Akhirnya kita pergilah dan di rumahnya gue main sama sahabat, sementara ibu-ibu ngobrol berdua. Begitu pulang dan sampai rumah, gue telpon rumah sahabat gue, dia nggak mau jawab telpon sama sekali. Gue udah feeling, dia bakalan marah T~T Berkali-kali gue coba telpon, sampai akhirnya dia mau angkat dan bilang: Lo cerita apa ke nyokap? Di situ gue coba jelasin dan dia tetep marah. Kejadian ini bikin gue kehilangan kontak sama temen gue sekitar 2-3 tahun. Kemudian dia tiba-tiba sms gue untuk nanya kabar aja, deg-degannya kaya apaan tau. <i>Because I don't want to loose her anymore.</i> </p><p style="text-align: justify;">Kejadian ini tuh ngasih <i>impact</i> besar ke kehidupan gue sampai saat ini. Pertama, amanah. Sekalinya orang udah cerita sama lo, itu artinya dia percaya sama lo dan pegang kepercayaan itu. Kedua, kadang orang cerita tuh untuk ngelampiasin emosi, ngga melulu tentang solusi. Jadi sahabat dan pendengar yang baik aja buat dia, itu udah lebih dari cukup kok. Ketiga, kalo gue bisa bilang ke nyokap, <i>it would be nice </i>sebelum ke rumah sahabat, tanya dulu bersedia atau enggaknya gue dan dijelasin konsekuensinya apa. Keempat, gue jadi jauh lebih berani untuk minta maaf dan ngejalanin resiko atas kesalahan atau keteledoran gue. Kalo dipikir lagi ya, mungkin emang hal-kecil-yang-bikin-malu ini yang secara ga sadar, bikin kita tumbuh dewasa. </p><p style="text-align: justify;">Jadi, buat yang namanya Rinjani, gue minta maaf banget ya dulu pernah ngecewain lo huhuhu. <i>I've learned my lesson</i> dan semoga bisa dijalanin terus sampai nanti. Sehat dan bahagia terus ya rin! </p>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-78089402484703230862020-05-17T09:18:00.004-07:002021-09-11T00:51:51.661-07:00Grieving <div style="font-stretch: normal; line-height: normal; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><i>There's something you need to know about grieving</i>, terutama mereka yang menghadapi kematian. <i>Flash back through 2006, on march 1st to be exact. It was a vivid memory</i>, tapi saya ingat sekali perasaanya di setiap menitnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Pukul 3 pagi, telepon rumah berbunyi. Saya tau, berita itu akan datang. Lagipula mana ada berita baik lewat telpon rumah jam 3 pagi sih? Setelah tutup telpon, mba saya coba membangunkan dan entah kenapa saya pingiiin banget denger dia ngomong langsung ke saya apa berita dari papa itu. "Kenapa? Papa ngomong apa? Yaudah ntar aja, masih ngantuk" Sementara dia terus coba bikin saya telpon papa,<i> because I know</i>, dia ngga akan sampai hati untuk sampaikan pesan bahwa mama meninggal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Lalu telepon rumah kembali berbunyi, kali ini mbak bener-bener memastikan saya bangun untuk angkat telponnya. Papa menyampaikan pesannya, lalu saya kembali ke kamar dan rebahan. Berusaha tidur yang pastinya ngga bakalan bisa. Kemudian semuanya berjalan cepat; saudara tiba di rumah, saya disuruh mandi dan sarapan sambil bengong. Lupa, sempet nangis ga ya. Yang pasti baru pecah begitu ada om tetangga yang telpon (padahal kita ga pernah ngobrol sama sekali) nanyain papa di mana, papasan sama suara mobil jenazah <i>and it really hits me</i>: mama dateng. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Tadinya saya mau bilang pas liat kondisi mama, berasa kebas. Tapi engga, sempet nangis kok walaupun cuma sebentar. Mungkin bukan kebas, lebih tepatnya saya ngga suka ngeliat mama dengan kondisi pucat dan kaku seperti itu. <i>I want to remember her as an energetic woman</i>, ceria, cantik, penuh kehangatan. <i>So I barely looking at her face on that day</i>. Saya mau selalu mengingat mama dengan versi yang berbeda. Dan di hari itu saat semua orang datang berduka, memberikan pelukan, saya di umur 15 tahun, menyadari bahwa <i>it's just a temporary</i>. Setelah ini selesai, mereka pulang dan menjalani kehidupan mereka seperti biasa. Sementara saya? Begitu mereka pulang, inilah grieving saya yang sebenarnya. Bukan perpisahan atau melihat mama saya yang terakhir kali yang membuat saya, atau orang yang ditinggalkan ini sedih. Tapi ngejalanin hari-hari, rutinitas, kebiasaan yang selama ini dilakukan dan kenyataannya mereka ngga ada lagi di samping kita, that's the real deal. Jadi saya putuskan pada haru itu, saya ikuti saja alurnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Mereka datang, mendoakan mama, menghibur kami, sampai ada waktu saya lupa mereka ke sini buat apa sangking senengnya dihibur sama temen-temen. Tante saya bahkan sampai harus ngingetin untuk jaga suara dan mengingatkan kalau saat ini saya harusnya berduka karena mama meninggal. Jadi ya saya kembali masuk rumah dan menangis lagi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";">Acara pemakaman selesai, hanya beberapa keluarga di rumah. </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";">Masih ada yang nemenin, aman</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";">, pikiran saya. Mungkin kehadiran keluarga, saudara, sahabatlah yang membuat saya kuat. Mereka ngga perlu effort berlebih, cukup di samping saya please, membuat saya tahu bahwa saya ngga sendirian. So I decide the next morning untuk masuk sekolah aja. Di umur 15 tahun itu saya menyadari, pity on myself won't change anything, and I need to move on. Kenyataannya ya mama meninggal dan semua akan berjalan seperti biasa. Diam di rumah, ngga ngapa-ngapain malah bikin saya nyadar ada yang hilang dan saya belum siap untuk itu. Jadi tolong, biarkan saya hadapi ini secara perlahan dan anggap ngga ada yang berubah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Besokannya begitu sampai sekolah, tentu saja banyak teman sekelas bahkan guru yang kaget. Untungnya ada ratna, arbi, cholid yang bisa membuat hari pertama kembali masuk sekolah berjalan seperti biasa. Tetep ngejailin, bercanda, dan beneran deh saya berterimakasih sekali untuk mereka. Pulang sekolah pun, ini yang terberat. Pemandangan mama yang selalu tidur siang di kamarnya sambil pintu di buka setiap saya pulang sekolah, harus terbiasa melihatnya kosong sepanjang tahun. I was pretending mama selalu tidur di kamarnya, sampai entah kapan. Damn, I miss that kinda view. Saya yang langsung ganti baju lalu nyelinap di antara lengannya sambil tidur siang bareng until let's say jam 4 sore. Lalu mama akan bangunin sambil bilang: anak mama udah banguuuuun. Mama bikin apa tuh di kulkas? Coba sana liat! Yaah gua nangis lagi kan dah sekarang. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";">Begitulah cara saya menghadapi masa berduka. Dan ada waktu saya sama papa lagi di mobil berdua, hujan, kita dengerin lagu Rolling Stone yang judulnya Empty Without You, lalu papa bilang: Dek, papa kangen sama mama. We both cried along the way, dan di situ saya tau saya nggak sendirian. It was a beautiful memory. Karena saya belajar, ayah saya juga manusia. Di situ saya semakin dekat sama papa, mas bala. Oh ya mas bala, ngga tau lagi saya kalo ngga ada dia yang ngebimbing selama grieving ini saya bakalan gimana. Cara menghibur dia (sampai saat ini) itu lucu. Saya lupa di jalan abis sedih kenapa, mas bala cuma nanya: mau beli rotiboy ga? Kita dateng ke mall terdekat, beli, lalu pulang. Tapi saya happy baaanget dalam perjalanan itu. Saya punya dua cowok luar biasa yang selalu bisa diandalkan. Mungkin ini yang dinamakan when you're losing, you find something. Proses menemukannya tentu ga secepat dan semudah yang dibayangkan, unless you're ready and be true to your feeling. Dan selama proses berduka ini walaupun kontradiktif, saya belajar bahwa it's okay kok untuk membohongi diri sendiri sampai kita bener-bener siap. Karena perasaan itu sendiri tricky, tersirat. Saat kita pikir udah deket sama apa yang dimau, ternyata kok bukan ini. Lalu kita ambil lagi jalan yang berbeda, kita gali lagi apa yang diingini, sampai akhirnya kita bisa bilang: </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";">ya, berhenti. Ini yang saya mau</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";">. Lagi-lagi saya harus menyetujui, percaya sama kata hati, karena dia akan menuntun. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><i>Maybe, this is why I insist to stay on this job</i>. Bisa kumpulin memori mama saya dalam pekerjaan ini, mengenal dan memahami apa serta kenapa sifat beliau. Atau menyimpan bau parfumnya sampai saat ini. Bersepeda seperti olahraga favoritnya. Saya hidup dengan serpihan-serpihan memori tentang mama dan itu membuat saya bahagia. But don't get me wrong, saat ini saya juga punya ibu dan <i>she's nice. I just want to keep my memory</i> tentang mama, karena dia alasan keberadaan saya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Kepada siapapun yang sedang berduka, saya harap kamu bisa bertahan dan dapat melaluinya dengan baik. My mantra was: hanya karena dia tidak terlihat, bukan berarti dia tidak ada. Dia hidup kok di hati kita, <i>so that's why we need to stay alive, </i>jadi dia bisa tetap hidup bersama kita. <i>So live a happy life as best as we could. Cheers!</i></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "helvetica";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: xx-small;">
</span></div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-75376223073068045742019-09-28T22:39:00.003-07:002019-09-28T22:39:51.150-07:0024 mDua tahun setelah postingan terakhir. Perasaannya masih sama, setiap buka lagi tulisan dulu tuh... hangat. Ada gadis pemberontak di dalam sana, mempertanyakan semua hal dan mengikuti rasa penasarannya. Benar ya, all you have to do is asking the right questions. Walaupun dewasa ini sering kali didapati bahwa ya... sometimes curiosity kills the cat, tapi gadis ini mikirnya: peduli amat, urusan entar.<br />
<br />
Semakin berumur, semakin banyak yang dijadikan pertimbangan. Harus lebih hati-hati, lebih bijak dalam bertindak. Unsur <i>fun </i>mah tetep adaa, cuma bentuknya aja yang beda. I'm not complaining about me getting older dengan rengekan klise. Ya namanya juga hidup, semua berubah. Nggak ada yang nggak pasti, karena yang pasti cuma ketidakpastian. So you have to seize the moment. Setiap doa, saya selipkan kalimat "semoga penuh berkah dan menyenangkan!". Karena kalo ga bisa seneng-seneng, ribet idup lu sisteuuuuur<br />
<br />
Jadi, apa yang berubah dari dua tahun ini? Well, nothing much. Cuma sekarang sudah menikah dengan pria yang melengkapikuu (suka bersih-bersih sementara aku AHAHAHAHA), anak bayi gemas yang doyan banget gigit kabel yaampun, dan dalam waktu beberapa minggu lagi akan kembali mengudara.<br />
<br />
Manusia dengan pilihannya. Either you choose wisely or poorly, at least be a good storyteller. Biar kalo ga ada faedahnya pun, tetep bisa jadi bahan lawakan gitu.<br />
<br />
<br />
<br />
Have a great day!Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-75289995466964586862017-09-13T07:57:00.001-07:002017-09-13T07:57:51.657-07:00The Part When You're an AdultHai! Udah lama ya ngga ketemu hihihi. It feels sooo good untuk bisa lihat lagi tulisan blog yang lama dan menyadari bahwa kamu punya sebuah sosok yang begitu... berani dalam diri kamu. Dia yang berawal dari rasa ingin tahu, kemudian mempertanyakan, lalu menyamakan kembali dengan hati nuraninya, kemudian jatuh, lalu bangkit lagi dengan tegak sambil terus mengikuti naluri keingintahuanmu. Kamu yang berprinsip dan berani untuk meyakini apa yang kamu percaya.<br />
<br />
Kemudian, kamu melihat banyak hal.<br />
Kamu melihat <i>begitu banyak</i> hal untuk dimengerti. Kamu belajar untuk mendengarkan, menguji empati. Belajar untuk berbicara dan meyakini apa yang benar. Belajar untuk bersikap dan menghadapinya dengan tenang. Seriusan deh, dunia udah segila ini ya. No, I won't share you tentang berita kriminal atau penipuan makanan berformalin dalam blog ini. Ini lebih parah. Orang-orangnya omagaaaaah! Banyak orang tiba-tiba jadi lebih sensitif, egois, self-centered, ibaratnya barang kargo nih ya, semua badan sama hati isinya pecah belah dan biar pada tau dikasih tempelan warna orens gede-gede yang tulisannya dikasih bold dan underline: <b><u>FRAGILE</u>, </b>di setiap sudut bagian tubuh. Kasih emoji sedih nangis dulu boleh yaa (T~T) (T~T) (T~T)<br />
<br />
Pernah nemuin satu momen di mana I was so fed up with all of these things. Ga cocok. Semua yang dulu kamu percaya dan yakini, ternyata bertentangan dengan kenyataan. Kalau kata orang jaman dulu, katanya udah mau akhir jaman karena semua mua muanya serba kebalik. Dan saya capek harus terus menemukan fakta baru bahwa apa yang dulu saya percaya, lagi-lagi ga cocok sama kenyataannya. Sampai akhirnya saya minta sosok yang dulu saya banggakan itu, untuk diam. And the next thing I know, I become emotionally numb. Menjadi kebal dengan sekitar, menyelamatkan diri sendiri, tidak peduli, apatis. Saya mulai terbiasa dan membiasakan diri untuk menjadi seperti itu.<br />
<br />
Tapi ternyata susah ya. Apalagi dengan kerjaan yang bikin saya pergi ke sana-sini, ketemu banyak orang yang begitu beragam dan latar belakang yang berbeda. Ada banyak orang yang saya temui, they give me sparkle in their eye. Saya kira hal-hal seperti ini cuma ada di film, tapi ternyata engga. Ternyata dari interaksi itu, menumbuhkan rasa hangat di hati kamu. Memberi kamu arapan, kalau kamu kamu engga sendirian. Interaksi yang berasal dari rasa tulus, murni, apa adanya, membuat kamu yakin bahwa ditengah ke-chaos-an lingkungan saat ini, kamu memlilih untuk kembali percaya dengan nurani kamu. Kamu punya pilihan: untuk ikut tenggelam dengan rasa kekecewaan, kekesalan, amarah kamu, atau kita cari jalan yang lebih menyenangkan. Kalo ambil dari hukum kekekalan energi, energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain; namun tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Cari cara masing-masing untuk bisa release, then start to make an action. Tidak harus besar, dimulai dari hal kecil dan konsistenlah. Dan di sini saya mulai sadar untuk pentingnya punya prinsip.<br />
<br />
Ohya, saya pernah baca di 9Gag tentang seorang veteran yang mengkritik tentang era kita. Afterall, we're living in the most peaceful time in human history. Setiap masa punya konfliknya masing-masing. Manusia pernah hidup di mana perperangan hampir terjadi setiap hari, perbudakan. Dan konflik millenial sekarang yang sering terjadi adalah, Wifi ga ada dan kuota abis. Saaad. Jadi yaudah, tergantung kitanya mau ambil sikap yang mana. Ya ngga sih?Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-62500377476127645212015-12-23T05:54:00.001-08:002015-12-24T08:31:02.595-08:00Akhirnya!Kadang ya, ngelakuin sesuatu yang besar nggak melulu dari hal yang dramatis. Bisa jadi dari hal kecil, sepele, atau bahkan iseng. Enggak sengaja, tapi dianya kaya terus manggil... Manggil... Mangggil. Diabaikan berkali-kali ya bisa, tapi ada waktu sekali aja untuk ngasih ruang imaji itu untuk bermain... Perasaan deg-degan sama excitednya ga bisa dihindarin. Kayak "Wah gila sih kalo dilakuin. Bakalan keren banget... Tapi gila sih."<div><br></div><div>Dan setelah dua minggu berlalu. Setelah jet lag, flu, tengleng berkepanjangan karena efek dari sembilan hari yang menyenangkan itu. Gue masih nggak nyangka kalo udah nyelesaiin perjalanan ajaib itu.</div><div><br></div><div>Ke Islandia.</div><div><br></div><div>Negara di ujung dunia itu, dengan salju yang bertebaran di mana-mana, serta angin berhembus dengan kencang yang sukses membuat gue yang tadinya jalan dengan kokoh terus jadi miring melulu (terimakasih pencipta koyo tempel, saya doakan jalan menuju surga-Mu terbuka lebar). Negara yang pelafalan ibukotanya baru bisa diucapin sebulan sebelum keberangkatan, dengan pria viking yang besar, berotot, tampan, dan ramah, bertebaran di mana-mana.</div><div><br></div><div>Gue berhasil ke negara itu... Cendilian. Ya, dianterin mas bala sih sampe amsterdam terus pulangnya juga dijemput sama papa di amsterdam. Tapi tetep, di sananya sendirian.</div><div><br></div><div>Pencapaian yang cukup membanggakan. Post lengkapnya menyusul yaa!</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh3.googleusercontent.com/-CIEMgjS1s7A/VnwdxCb2aTI/AAAAAAAAA9A/X2-2y9WP0vQ/s640/blogger-image--1278623353.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-CIEMgjS1s7A/VnwdxCb2aTI/AAAAAAAAA9A/X2-2y9WP0vQ/s640/blogger-image--1278623353.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-59584478735832302472015-10-18T22:43:00.001-07:002015-10-18T22:43:36.301-07:00Clarity<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Y3k8uhzYpQ8/ViSCpP5FprI/AAAAAAAAA7Y/j-NZt1V4PsY/s1600/life-of-pi13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="http://3.bp.blogspot.com/-Y3k8uhzYpQ8/ViSCpP5FprI/AAAAAAAAA7Y/j-NZt1V4PsY/s640/life-of-pi13.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-size-adjust: none; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, 'ヒラギノ角ゴ Pro W3', 'Hiragino Kaku Gothic Pro', メイリオ, Meiryo, 'MS Pゴシック', arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Adult Pi Patel: Faith is a house with many rooms. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-size-adjust: none; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, 'ヒラギノ角ゴ Pro W3', 'Hiragino Kaku Gothic Pro', メイリオ, Meiryo, 'MS Pゴシック', arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Writer: But no room for doubt? </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-size-adjust: none; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, 'ヒラギノ角ゴ Pro W3', 'Hiragino Kaku Gothic Pro', メイリオ, Meiryo, 'MS Pゴシック', arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Adult Pi Patel: Oh plenty, on every floor. Doubt is useful, it keeps faith a living thing. After all, you cannot know the strength of your faith until it is tested. </span>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-36838658105736311122015-05-09T05:32:00.001-07:002015-06-01T21:32:42.016-07:00Little Thing Called Love<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Momen yang bisa ngubah sudut pandang kita gak selalu dimulai dari kejadian besar kok. Bisa sekecil jabatan tangan, kontak mata, atau bahkan dari sebuah bisikan ringan. Kayak malam ini. </span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Bisa diitung dua tangan kali ya dalam setahun bisa berapa kali dapet tugas ke Surabaya. Satu kota yang dulu hampir tiap lebaran pasti mampir kemari, ketemu eyang sama eyang putri. Terus semakin berumur, eyang putri meninggal, kesibukan papa dan berbagai kendala yang ada, ngebuat ke rumah eyang adalah suatu kegiatan yang langka. Sekalinya ke rumah eyang pun juga jadi canggung, karena kurang familiar dan eyang sendiri kebetulan bukan tipe orang yang banyak ngobrol. Jadi kegiatan pun berlalu dengan saling nawarin makan.... Nawarin buah.... Dan berakhir dengan nonton tv bareng........ Sampe eyang masuk ke kamarnya lagi.</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Terakhir kali ke sini pas dinas pun ternyata ritualnya masih sama: nanya ini siapa, lagi sibuk apa, abis dari mana....... Terus nawarin makan, nawarin buah, dan nonton tv bareng (lagi). Makannya, tau hari ini bakal nganter barang titipan papa ke rumah eyang, begitu nyampe sana pikirannya malah udah nyusun jadwal aja mau wisata kuliner mana abis dari sini. </span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Lagi di tengah ngobrol sama tante, tiba-tiba eyang manggil salah satu saudara, sambil ngebiarin pintu kamarnya kebuka. Niatnya cuma masuk untuk say hi dan ngobrol sebentar sama eyang. Later on, it was the longest conversation that I've ever had with this man. Bukan cuma terlama, tapi ini pertama kalinya ngerasain ngobrol sama eyang dengan dia sebagai seorang kakek. Nyeritain gimana masa dia sekolah di jaman belanda dulu, gimana dia bisa jadi seorang pejuang, sampai akhirnya ketemu sama eyang putri. Cerita yang belum pernah dia utarain sebelumnya. Dan di tengah dia cerita, ada satu foto yang ditaro di sisi kasur dia yang keliatannya gak asing banget. Ternyata selama ini, foto Bani masih kecil dipajang di kamarnya eyang. Manis yaa : ) Teru<span style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;">s pas pamit pulang pun, beliau sempet bisikin kalimat simpel tapi ga pernah dikeluarin sebelumnya. Dia cuma bilang, "Terimakasih ya atas kunjungannya..." Cuma terdengar tulus. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Baru aja beberapa hari yang lalu, ngingetin salah satu temen, untuk perjelas niat sebelum dia ngelakuin sesuatu. Tadi nih sebelum berangkat, niatnya, sebelum tidur malem nanti mau flashback udah ngapain aja sambil bikin resolusi ah sebelum masuk umur baru. Tuh kan, beneran di kasih. Instan yaa~ </span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Kaya.... Apa ya. Berani ngebolang kesana-kemari, ketemu tempat baru, orang baru, perasaan baru, untuk ngerasain suatu hal yang beda. Padahal selama ini ada satu orang yang... Dia gak ke mana-mana, tetep di rumahnya. Ngebiarin pintu kamarnya ketutup sampai waktunya pas dan nunggu cucu perempuan pertamanya masuk dari pintu itu, terus duduk di sebelahnya dia, nanyain pertanyaan konyolnya dia, dan dengar cerita-ceritanya beliau. </span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Bahwa kadang, yang kita cari, jawabannya gak jauh-jauh kok dari sekitar kita. </span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Selamat malam mingguu!</span></div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-42678184940808585352014-10-11T02:45:00.001-07:002014-10-11T02:45:54.385-07:00Ring-ring!<div><br></div><div><br></div><div>"Sometimes fate is like a small sandstorm that keeps changing directions. You change direction but the sandstorm chases you. You turn again, but the storm adjusts. Over and over you play this out, like some ominous dance with death just before dawn. Why? Because this storm isn't something that blew in from far away, something that has nothing to do with you. This storm is you. Something inside of you. So all you can do is give in to it, step right inside the storm, closing your eyes and plugging up your ears so the sand doesn't get in, and walk through it, step by step. There's no sun there, no moon, no direction, no sense of time. Just fine white sand swirling up into the sky like pulverized bones. That's the kind of sandstorm you need to imagine."</div><div><br></div><div>Haruki Murakami - Kafka On The Shore</div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-30223145784810612702014-10-08T18:45:00.001-07:002014-10-08T18:52:13.107-07:00Tightrope<div><br></div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh5.googleusercontent.com/-Nu3FNIkBMQY/VDXpkQTa4-I/AAAAAAAAAzc/6RwAPoy6t7E/s640/blogger-image-20881043.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh5.googleusercontent.com/-Nu3FNIkBMQY/VDXpkQTa4-I/AAAAAAAAAzc/6RwAPoy6t7E/s640/blogger-image-20881043.jpg"></a></div><br></div><div><span style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;"><br></span></div><div>P<span style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;">ekerjaan ini ternyata meminta effort luar biasa besar dari yang gue kira. Tidak, Hayati bukan sedang lelah, bang. Justru bersemangat! </span></div><div><br></div><div>Ngasih sedikit gambaran dulu, boleh ya? Well, our primary duty is to ensure the flight is safe, secure, and give the best servive to passengers. Semua bekal pun juga sudah disiapin dari training dan terus belajar sampai kita di dalam kabin. Tempat yang berbeda, penumpang yang beragam, juga tim yang selalu berubah di setiap perjalanannya, membuat kita diminta untuk fleksibel. Karena rutinitas yang berganti terus menerus, saya pernah ada di satu titik di mana mati rasa dengan perasaan perubahan itu sendiri. Memang, pattern kerja akan selalu sama. Cuma apa yang dihadapi selalu berubah. Sehingga yang namanya hal baru menjadi... Sebuah zona nyaman. Bisa dibayangin ga? Yang harusnya itu ngebuat kamu deg-degan, penasaran, dan semangat, malah jadi biasa.</div><div><br></div><div>Ya, saya kehilangan rasa bersenang-senang di sini. Dan itu ga enak :( Sampai akhirnya bangun di suatu pagi untuk siap-siap tapi ngeluh cape sisa kerja kemarin, and I choose to stop and asking to my self instead: "Bukannya ini yang kamu mau?" </div><div><br></div><div>Ternyata saya sedang menjadi manusia normal lainnya. Kaga puas-puas. Dimulai hari itu (dan beberapa hari kemudian yang masih ga rela lepas dari kasur) saya memilih cara yang berbeda. Dari pemikiran main aman dan mendambakan penerbangan yang sempurna (yang justru berakhir dengan tekanan batin sendiri), diganti menjadi whatever will be, will be! Dengan tambahan ngasih apapun yang saya punya, berkomitmen, dan have fun (tapi anggun)! </div><div><br></div><div>Some of you might think why should I take this job seriously, while the others like: "Yaelah mbak, rajin amat." Karena... Pekerjaan ini begitu digelimpangi kemudahan dan nikmat. Jadi akan jauuuh lebih mudah untuk ngeluh karena mobil jemputan telat atau dapet parkir pesawat di Remote Area (yang dimana justru seruuu, bisa liat banyak pecawaat), dibandingin take everything seriously and learn from it instead. Kita bisa milih kok antara liat sesuatu sebagai problem atau challenge. Kalau suatu hari pun kita ketemu di kabin, mungkin saya nyaru sama mbak-mbak yang lain. Tapi yang ngebuat saya beda, I learn something from this flight. I learn something from you. Bukan tentang taktik aja, tapi juga secara emosional. </div><div><br></div><div>Have a great day! </div><div><br></div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-32237657946971136542014-09-09T07:11:00.001-07:002014-09-10T05:04:21.315-07:00Silent SighBahwa sesungguhnya, gue lelah untuk denger Indonesia dibandingin sama negara lain.<div><br></div><div>Ya dari wisata lah, transportasi, pemerintah, masyarakat, sampe kotak sampah aja sampe dibandingin. Setelah apa yang udah dijalanin pun, kata "Indonesia itu kaya banget..." Hampir ga bernyawa kalau dilafalin. Karena memang sebenernya, cara terbaik untuk menikmati yang di depan mata, adalah dengan tidak membandingkan dengan apa pun.</div><div><br></div><div>Kamu hanya perlu diam, menikmati apa yang di depan mata, lalu rekam baik-baik setiap detiknya.</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh5.googleusercontent.com/-a_g9iYd-7o8/VA8NM4fee6I/AAAAAAAAAyc/tzF1SI4y2YI/s640/blogger-image-355598672.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh5.googleusercontent.com/-a_g9iYd-7o8/VA8NM4fee6I/AAAAAAAAAyc/tzF1SI4y2YI/s640/blogger-image-355598672.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;">Timika, 2014</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh3.googleusercontent.com/-76js75yOXvk/VBA928AbmdI/AAAAAAAAAy0/WgM0JTm3NYY/s640/blogger-image-174264583.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-76js75yOXvk/VBA928AbmdI/AAAAAAAAAy0/WgM0JTm3NYY/s640/blogger-image-174264583.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;">Ternate, 2014</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-xeFjMXPSrtY/VBA9wX92pPI/AAAAAAAAAys/ZLeloK7bdRs/s640/blogger-image-553989271.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-xeFjMXPSrtY/VBA9wX92pPI/AAAAAAAAAys/ZLeloK7bdRs/s640/blogger-image-553989271.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;">Banjarmasin, 2014</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh5.googleusercontent.com/-u8LiGGW38B0/VBA-QTcHrXI/AAAAAAAAAzE/mdMwP-RO1HM/s640/blogger-image-484098912.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh5.googleusercontent.com/-u8LiGGW38B0/VBA-QTcHrXI/AAAAAAAAAzE/mdMwP-RO1HM/s640/blogger-image-484098912.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;">Biak, 2014</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Ngutip dari The Secret Life of Walter Mitty, boleh ya?</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">"Beautiful things don't ask for attention."</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Good night! </div><br></div><br></div><br></div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-80882379649368071252014-06-18T04:27:00.001-07:002014-06-18T04:27:25.599-07:00Krik... Krik...<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">Setiap hari penuh dengan kejutan.</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica; min-height: 15px;"><br></p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Ade tinggal di mana?</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: Jakarta, pak. Bapak asli sini?</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Abang asli Jayapura. Ke sini (Merauke) hanya untuk urusan saja.</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: Wah sibuk ya, pak...</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Jangan panggil bapak. Abang saja biar akrab.</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: ... Baik, bang. </p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Ade ada pin bb?</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: ... Nggak punya bb saya.</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Kalau nomor hp ade, boleh abang minta? </p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: Hapenya nomernya baru, belum inget....</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Yah. Ngomong-ngomong, abang sedang single.</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: Oh begitu...</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Tapi sekarang abang lagi nyari calon istri.</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">B: Wah...</p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">P: Jadi, gimana cara abang ngehubungin ade? </p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica; min-height: 15px;"><br></p>
<p style="margin: 0px; font-size: 12px; font-family: Helvetica;">PAPAAAAAAAAAAAAH</p>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-32457178768931196582014-06-10T05:51:00.001-07:002014-06-10T05:51:22.274-07:00Lean In<div><br></div><div>Gak bakalan gue lupa hari itu. Belum juga ada sebulan kerja di majalah franchise internasional satu ini dan gue udah mikir buat nyerah.</div><div><br></div><div>Gimana enggak?</div><div><br></div><div>Ritme kerja yang gila banget, tiap hari gue 'dipaksa' buat ngeluarin ide, ngejar sana-sini yang nggak ada abisnya, nggak dikasih waktu sedikit pun buat napas! Di kantor udah kebingungan sendiri, cape di jalan juga ngejar kendaraan umum, nyampe rumah pun pas tidur mimpinya tentang kerjaan. Gue hampir nyerah. </div><div><br></div><div>Beberapa bulan itu kondisi di mana gue harus ke luar sejauh-jauhnya dari zona nyaman gue. Deg-degan di setiap harinya. Buat kesalahan juga ga sekali-dua kali. Gak berenti di situ, gue dipacu buat lebih 'liar' lagi buat nyari ide. Bener-bener gak enak. Sangat gak enak. Dan gue tiba-tiba ngerasa... Nggak pantes ada di sini. Gue sampe di tempat di mana.... Yaudahlah, jalanin aja. Pasrah. Seterah deh itu hasilnya gimana, udah hampir tewas ngerjainnya.</div><div><br></div><div>Lalu tiba-tiba gue, Keken, Kanta, disuruh translate satu artikel tentang suplemen career. Seperti biasa, gue fokus aja buat ngerjain apa yang di depan. Sampe begitu gue sadar... Ternyata baca artikel ini kaya lagi... Ditampar. </div><div><br></div><div>Judulnya Lean In, wawancara eksklusif Sheryl Sandberg, wanita pertama yang ada di jejeran petinggi Facebook. Di artikel itu, dia ngejawab semua kekhawatiran, ketakutan, dan cukup ngegambarin tentang keadaan sekarang. Di sini, dia justru nantangin apa yang selama ini kita pikir kita percaya. Di sini, kita diajak untuk mempertanyakan kembali ketakutan kita. </div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><em style="margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; vertical-align: baseline;">What would I do if I weren't afraid?</em> </span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Banyak. Ternyata banyak banget hal yang bisa dilakuin! Dan entah kenapa, gue justru kangen lagi waktu di mana terus dipacu buat terus eksplor diri. Di mana harus deg-degan, was-was, geregetan, sampe gabisa tidur. Kangen, buat tau seberapa jauh gue bisa pergi...</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">(Artikel aslinya, bisa di klik di sini </span><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">http://www.cosmopolitan.com/advice/work-money/sheryl-sandberg-lean-in-book-excerpt )</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-16684120209929739002014-05-20T20:52:00.001-07:002014-05-21T09:42:29.087-07:00Downloading...... the new version of Bani.<br>
<br>
Kaga lah. Canda.<br>
<br>
<br>
Jadi gimana, kehidupan beberapa minggu ini? Alhamdulillah baiik. Cuma... Apa ya? Mungkin sekarang lagi masa adaptasi sama dunia baru, lingkungan baru, kerjaan baru. Cara pandang sama kebiasaan pun berubah drastis. Iya, se-eks-trim itu. Mulai dari pagi jadi malem - malem jadi siang. Ritme kerja yang kadang bikin bengong sendiri sangking cepetnya. Gejolak sama warna orang yang bedaaaa- beda banget di setiap waktunya.<br>
<br>
Di satu sisi, ini yang saya mau, namun di sisi lain saya juga ngeliat tantangan baru. Nggak nyangka bakal se adu silat gini juga sih.<br>
<br>
Beberapa waktu lalu kangen banget nulis sebenernya, kangen banget. Tempat dan waktu di mana semua tulisan ngalir apaadanya, tanpa harus mikirin ini bener atau salah. Tapi mungkin karena tahap adaptasi di kerjaan, sahabat satu per satu udah mulai hengkang luar kota buat ngejar cita-cita mereka, ada juga yang mulai masuk ke tahap hidup mereka dengan komitmen untuk menikah, semuanya ada dalam satu waktu yang sama. Mendadak mellow dan mendadak mempertanyakan semuanya.<br>
<br>
Jadi gini ya, rasanya jadi dewasa. Bukan dewasa ding, tumbuh menjadi orang dewasa. Mulai ke luar dari zona nyaman kita, ngejar apa yang kita mau, lalu mempertahankannya. Sebenernya tau, tau itu yang pasti dilakuin sama setiap orang saat selesai dari masa studi mereka. Cuma... Nggak nyangka aja bakalan secepet ini. Masing-masing punya jalan yang dipinginin, jadi takut lupa untuk menjaga apa yang udah dibangun pas kita masih, katakanlah, muda dulu. Seperti... sahabat dan keluarga, mungkin? Atau hobi? Mereka yang tau dan ada di setiap proses perjalanan, jadi ada batas buat ngeraih mereka.<br>
<br>
Bentar, did I say "muda"?<br>
Demi Tuhaaaaaan, umur situ juga masih bawang kali sist.<br>
<br>
Lalu... Di sinilah saya sekarang, nyoba buat nyeimbangin keduanya. Antara <i>work life</i> dan <i>social life</i>. Agak rentan masuk angin sih badannya, <i>but I'll find my own way</i>. Ada juga buat nyeimbangin antara persepsi orang-orang tentang satu hal, yang kayanya udah jadi pengetahuan umum untuk yang bersangkutan, dengan sudut pandang sendiri. Bisa diliat dari dua sisi sih, jadi informasi atau justru jadi asumsi. Tapi sedih nggak sih kalau kita kenal orang secara menyeluruh karena persepsi orang lain, instead of ngeliat sendiri warna mereka? Jadi ilang satu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Memanusiakan manusia. <br>
<br>
Anyway, have a great day!Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-66490562741914109602014-05-09T21:01:00.001-07:002014-05-09T21:01:36.318-07:00Thank You For ComingHari ini, aku dikunjungi mama. <div><br></div><div>Sepertinya beliau tau, hari ini hari pertama aku menerima gaji. Jadi kami melihat layar mesin itu sebentar, mengucap syukur, lalu dia berkata sambil tersenyum:</div><div><br></div><div>"<i>Zakat</i>."</div><div><br></div><div>God, I miss you, ma : )</div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-87746223642860516552014-03-06T08:44:00.001-08:002014-03-06T16:54:46.809-08:00Kalau Hati Udah Bilang Iya, Kamu Bisa Apa?<br>
<div style="text-align: justify;">
Cita-cita ini sebenernya nggak langsung kecetak pas di hari pertama gue lahir. Hidup di keluarga yang isinya di dunia penerbangan pun nggak ngebuat gue untuk jatuh cinta seketika dan netepin buat ada dalam bagian ini. Semuanya ada proses. Proses dari perasaan asing ngeliat papa dan mama sering pergi dengan kopernya. Perasaan sedih karena mama nggak ada di hari pentas gue nyanyi. Perasaan seneng karena setiap papa pulang selalu bawa coklat. Sampe perasaan capek campur pegel karena harus duduk tegak di <i>jumpsuit cockpit</i> dari awal penerbangan sampe akhir sekitar 2 jam lebih (yang kalo diliat lagi sekarang, betapa beruntungnya Bani Kecil bisa nongkrong selama perjalanan bareng pilot). Gue juga sering dilanda kebingungan setiap ditanya temen-temen tentang profesi papa, yang dibales dengan binar mata penuh kekaguman, sementara gue cuma bisa bilang: He eh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi itu, itu yang harus dibayar oleh papa sama mama saat memilih berkeluarga sekaligus menjalankan profesinya. Dan itu juga yang menjadi alasan kenapa mama ngedidik anaknya untuk mandiri, countable, dan nanemin rasa kepercayaan dari diri kami. Terus, apa gue jatuh cinta di profesi ini saat udah ada gambaran dari keseharian mereka? Tentu aja enggak : ) Mama emang memilih untuk keluar dari dunia Pramugari begitu mengandung Mas Bala. Tapi makin ke sini, beliau juga beberapa kali ikut untuk Pramugari Haji. Pengalaman dan perasaan di situ, masih kuat dan ninggalin memori untuk ngegambarin sedikit tentang sudut pandang anak tentang orang tua yang memiliki profesi ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Balik lagi tentang cita-cita. Pas kecil, <i>I'm dying to be an Architect</i>. Kereeen gitu ngeliatnya: meja putih yang gedeee sama penggaris yang ditempel di atasnya, bikin maket, sama tabung buat gulung-gulung kertasnya bikin semua mata tertuju sama benda itu. Terus pas nyadar gambar gue dari gunung-sawah-rumah jadi gunung-sawah-rumah-matahari perkembangannya sangat lamban, belom lagi tiap kali bikin garis hasilnya selalu miring, maka dengan senang hati mengikhlaskannya. Terus sempet juga nih beralih ke <i>Fashion Designer</i>. Tapi tiap gambar baju jadinya malah balon, pemilihan kaos sama celana yang kadang (boong - kebanyakan) malah tabrak motif sama warna. Maka dengan senang hati lagi, gue mengikhlaskan cita-cita itu. Dan gue pernah ditanya, nggak mau jadi Pramugari? Gue yang pas itu masih SMP pun ngejawab, nggak mau karena pekerjaannya pasti capek. Mama juga sempet ditanya ada keinginan anaknya jadi Pramugari atau nggak, dia juga jawab sama. Dia pingin anaknya punya pekerjaan yang bisa lebih baik dari dia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kenapa tiba-tiba ke sini? Awalnya karena travelling. Papa nanemin rasa menikmati sebuah perjalanan dari kami kecil. Beliau juga nunggu waktu yang cukup untuk kami aware bahwa tempat yang dikunjungi itu berbeda dari keseharian kami. Supaya pas udah gede nanti, katanya, kami inget pas kecil pernah ke sini. Kan sayaang, misalnya jauh-jauh ke Hong Kong pas umur lima taun, eh lupa pas udah gedenya. Ingetnya fotonya aja... Gitu sih alesannya. Papa juga numbuhin rasa untuk menjadi orang lokal. Diajak muter, interaksi, ngelakuin aktivitas, makan, di tempat yang banyak orang lokal lakuin. Di situ, muncul keinginan buat sering-sering travelling. Salah satunya adalah dengan jadi Pramugari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Percobaan pertama gue untuk masuk ke sini adalah pas kuliah. Dan sukses ditolak di awal tahap. Ya gimana enggak, belom ada persiapan, jerawat juga lagi lucu-lucunya, nggak pake make-up. Sedih? Masih belom. Shock therapy aja palingan, namanya juga pertama nyoba. Lanjut lah kuliah, sampe lulus sidang tiba. Gue nyoba lagi dengan make-up cukup dan rasa percaya diri karena udah megang gelar pendidikan. Ternyata masih ditolak juga, dengan alasan yang masih misteri. Saat itu sebenernya ada piliha untuk sakit hati, ngelupain hal ini, dan move on ke pekerjaan lain. Mau travelling kerjaannya bukan di sini aja, bukan? <i>But I choose the other option</i>. Gue datengin itu yang namanya dokter kecantikan buat ngebasmi jerawat puber ini, daftar ke tempat les bahasa inggris yang ruang kelasnya kaya akuarium, sampe masuk ke sekolah kepribadian yang namanya sering ditulis di novel-novel. Harapannya cuma satu, biar bisa lolos dan makin sering travelling. Dan berbekal itu juga, daftar lah gue untuk ketiga kalinya. Semuanya lancaaar banget dari awal sampe tahap terakhir ini, sampe akhirnya Allah ngasih jawaban lain. Gue ditolak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Pas nerima berita itu, <i>I was really mad. I cried, I screamed</i> (ditutup pake bantal tapiya), dan mempertanyakan kenapa hasilnya kaya gini sambil nyebut nama-Nya. Bener, gue udah gila-gilaan di sini. Poles sana-poles sini, sementara selama proses, ada banyak temen yang daftar karena iseng-iseng aja. Di tahap pemahaman itu, gue mikir ini nggak adil.<i> I even hugged my dad and said these words</i>: "Pa... Ade gagal. Ade udah gila-gilaan kaya gini, tapi ade tetep gagal pa..." sambil nangis. Kaya di sinetron-sinetron gitu deh. Percis. Tapi kalo mau diliat lagi, ternyata ada beberapa hal yang bikin diri gue ngebiarin gagal. Pertama, di atas awang-awang. Hanya karena gue udah ngelakuin lebih banyak usaha dari yang lain, bukan berarti gue punya hak untuk nilai mereka di bawah. Gue mengkalkulasikan berbagai macam program yang udah dijalanin dengan mereka yang iseng-iseng aja atau nggak ngelakuin apa-apa. Iya, sombong sekali, ya? Makannya jatoh. Di situlah gue ngerasa doooown banget, nggak ada tenaga buat ketemu orang, apalagi ngobrol. Setiap pembicaraan pun juga mereka sepakat bahwa kaget denger berita ditolak ini dan sebelumnya yakin kalo bakal keterima. Nah kalo hasilnya begini, aku kudu piye?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, yang sebenernya terjadi adalah gue belom siap. Pas interview sama direksi, gue nervous. Masih ada bayangan bahwa dia itu siapa, dia yang akan menjadi atasan, dia yang menjadi penentu masa depan, dia adalah orang hebat. Gimana bisa gue bisa ngobrol natural sama penumpang kalo gue masih ada beban dengan jabatan dia? Yang ada malah fokusnya tentang <i>common information</i>, bukan kebutuhan dia. Terus yang terakhir, karena Allah nyiapin rencana yang lebiiih baik, rencana yang ngejawab masalah gue yang kedua tadi. Tapi kan ya namanya juga manusia, dan uniknya tentang manusia itu... kita hidup di saat ini. Kita nggak dikasih kemampuan (atau kebanyakan dari kita) untuk ngeliat masa depan, so we can learn from it. Kita jadi tau gimana rasanya, gimana cara ngadepinnya, dan gimana cara nyeleseiinnya. Jadi pas masalahnya selesai, kita bisa bilang: Oh.. gitu toh! Maka dari itu, beberapa bulan setelahnya gue pun nyoba lagi. Baru juga beberapa tahap, eh gagal lagi. Mulai di momen itu, gue tau ini udah nggak bagus lagi. <i>Why</i>? Karena gue daftar karena muasin rasa penasaran aja. <i>Even worse</i>, ini obsesi. <i>Obsession will lead you nowhere</i>. Obsesi itu bikin nutupin diri sendiri yang asli, yang bikin kita buta sama apa yang dimau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada bulan Februari tahun lalu, gue mutusin untuk berhenti dan pindah ke jalur lain, yang sebelumnya sama sekali nggak kepikiran dalam pikiran: jadi reporter majalah <i>lifestyle</i>. Tambahan bonus: majalah ini tingkat internasional yang keberadaannya sangat diakui. Di sini, gue dipacu untuk ngeluarin kemampuan yang sebelomnya nggak pernah disadarin. Mulai dari nulis, ngomong sama orang yang <i>well-known, </i>berteman baik sama sesuatu yang nggak pasti (jadwal artis, peminjaman baju, pemotretan yang mendadak dibatalin), <i>multi tasking</i>, <i>and did I say </i>pekerjaan ini ngebuat gue bisa bolak-balik masuk toko sambil bawa tas belanja yang isinya baju Zara, Massimo Dutti, Banana Republic, Ted Baker, sampe Burberry? Di sini diajarin gimana cara megang kepercayaan dan menjaganya. Tapi ternyata, di sela-sela itu gue masih nyempetin untuk buka satu website yang isinya pendaftaran untuk Pramugari. Ternyata, hati gue udah bilang "Iya" di sini. Terus, gue bisa apa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Prosesnya makan waktu sampe hampir tiga bulan. Dalam proses ini, ada banyaaak banget orang yang gue repotin, waktu yang udah dihabisin, sampe alesan yang gue keluarin, demi bisa dapet dua-duanya: proses interview dan pekerjaan tetep lancar. Selesai <i>meeting </i>kebut-kebutan naik ojek dari Menteng ke Kosambi, terus ganti baju dulu juga, bedakan, semua dalam satu jam. Pas lagi jam makan siang juga. Dari bandara abis interview terus dapet kabar kalo bos nanyain, yang bikin nyetir jadi kesetanan, yang ternyata pas nyampe ternyata bos minta rambutnya dikepangin. Pernah juga harus lembur buat nyelesein satu artikel sampe jam 10 malem, yang pas udah ditengah perjalanan ternyata baru inget kalo make-up ketinggalan, padahal besok pagi jam 8 udah interview akhir. Yaudah, puter balik lagi ke kantor dan mengutuk kecerobohan gue. Anehnya, di setiap proses ini yang harusnya bikin capek, malah bikin gue... semangat. Kalo pun hasilnya ternyata enggak, di sini gue mainnya udah gila-gilaan banget seenggaknya. Ini yang terbaik dari gue.<i> It was the best time that I ever had.</i> Karena jadi tau, <i>when I want something, I'll go that far. </i>Dan yang paling bikin tetep bertahan adalah, di sini ada banyaaak banget orang yang ngedukung bahkan direpotin di tiap tahapannya. Begitu hasilnya diumumin dan ternyata keterima, rasanya tuh kaya... menang bareng-bareng : ) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Di proses yang kedua, gue ngerasa semakin dewasa di sini. Iya, abis naik ojek nerjang macet ke sini, tapi juga tau peserta yang lain mungkin ada yang lebih parah dari gue. Mereka juga ngorbanin banyak hal untuk bisa sampe di sini, bahkan untuk tahap-tahap berikutnya. Dan sekarang, gue gak bilang goalnya selesai sampe di sini, untuk sekedar masuk aja dan jalanin apa adanya. Nope. Di tahap pemahaman yang sekarang, gue menetapkan untuk memulai karier di sini, menjadi seorang Pramugari dengan jenjang karier yang sedang gue rancang untuk ke depannya. Ngasih terbaik yang dipunya, fokus, dan have fun sama apa yang dijalanin! Walau pun dulu mama pingin anaknya punya profesi yang lebih baik dari dia<i>, how about this: </i>Insyaallah, gue akan menjadi Pramugari yang lebih baik dari mama. Menjadi seorang istri yang lebih baik dari mama. Juga menjadi seorang ibu yang lebih baik dari mama. Amiiin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, kenapa gue mau jadi Pramugari? Karena gue menyukai pekerjaan dengan mobilitas tinggi. Membiarkan gue duduk seharian dari jam 9-5 di kantor akan menyebabkan gangguan mental pekerja lainnya, ketidak stabilan emosi, dan gengges. Selain itu, gue menyukai hal-hal yang terstruktur. Abis ini, ini, terus itu, abis itu, ini. Jelas. Bonusnya? Bisa ketemu banyak orang baru di setiap harinya, ngobrol dan nyapa penumpang, bahkan travelling! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>But let me tell you something</i>, selama prosesnya juga ada orang-orang yang kurang mendukung. Dari persepsi tentang profesi ini, gimana selama proses keliatan kaya <i>beauty pageant</i> (dituntut mulus, tinggi, kurus), sampe ada yang nganggep nggak akan masuk karena kebiasa hidup enak. Belum lagi percaya diri sama keyakinan buat ngelanjutin lagi masih antara iya sama enggak, yang bikin kita balik ragu- lanjutin nggak nih? Kalo boleh saran, tanya lagi kata hatinya gimana. Karena dia pasti bakal nemuin lo lagi dan terus ada di pikiran.<i> If it's still in your mind, then it is worth taking the risk. </i>Orang mau ngomong apa juga, yang tau kan diri sendiri. Ya, kan? Terus, tetep percaya juga, semua hal yang kejadian di sekitar pasti ada alesannya. Pasti. Cuma masalah waktu aja buat taunya kapan. Sementara itu, <i>stay positive. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi... Kalo hati udah bilang iya, kamu bisa apa? Jalanin aja, pasti ada caranya. Apa pun goal dan tujuan yang lagi dicapai, <i>for God sake</i>, lakuin dengan totalitas. <i>I wish you tons of luck, see you on board, and may have a pleasant flight with us! </i>;p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-cn1R-1ALzuE/UxijpzaxDwI/AAAAAAAAAwk/njpgY5Ko9_k/s1600/securedownload-2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-cn1R-1ALzuE/UxijpzaxDwI/AAAAAAAAAwk/njpgY5Ko9_k/s1600/securedownload-2.jpeg" height="400" width="400"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bismillahirrahmanirrahiim! : D</td></tr>
</tbody></table>
<br>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-kyaC0G3sEYA/Uxijqb_tqkI/AAAAAAAAAww/v_2V3ARiKFc/s1600/securedownload.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-kyaC0G3sEYA/Uxijqb_tqkI/AAAAAAAAAww/v_2V3ARiKFc/s1600/securedownload.jpeg" height="400" width="400"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Meet my brother, Umbaya!</td></tr>
</tbody></table>
<br><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-6x4qlAejMJ0/UxijpEyGncI/AAAAAAAAAwo/ADFi_tVm3gI/s1600/securedownload-1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-6x4qlAejMJ0/UxijpEyGncI/AAAAAAAAAwo/ADFi_tVm3gI/s1600/securedownload-1.jpeg" height="478" width="640"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ada satu bapak deketin kita dan bilang: "Mbak, adenya mau foto sama mbak pramugari. Boleh?". Kyaaaaa~</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br><div style="text-align: justify;">
<br></div>
</div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-69660483815791520902014-02-17T06:10:00.001-08:002014-02-17T06:10:26.839-08:00Morning Soundtrack<br />
Iya, mungkin itu kata yang paling tepat. Abisan gini ya, sering banget setiap bangun tidur, jangan deh jangan bangun tidur. Pas badan udah mulai sadar dari mimpi ke bangun, di otak sering banget mainin satu lagu yang keputer terus. Kalo lagunya yang emang disuka sih wajar ya, tapi kalo tiba-tiba Fatin sama Dangdut kan bingung juga ya. Suka, enggaaaak, kepikiran terus, iya.<br />
<br />
Lagunya yang minta diputer itu dari Sioen - Cruisin, Tori Amos - Sleep With Butterflies, sampe yang Top 40 juga ada kok: Lorde - Royals.<br />
<br />
Anyone, mungkin juga ada yang ngerasa kaya gini juga? : lBani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-36978105509794835692014-02-12T04:00:00.001-08:002014-02-12T04:00:53.490-08:00Blink!<br />
<div style="text-align: justify;">
Beberapa minggu ini lagi ngerasain hal yang berbeda. Sebenernya semuanya baik-baik aja. Pelajaran di kelas oke, ngobrol sama temen-temen juga nyambung, rutinitas sehari-hari pun dilakuin gak ada yang aneh-aneh atau gimana. <i>But there's something missing. </i>Perasaan untuk stay, aware atau hidup di momen itu nggak ada sama sekali. Ngawang. So I have a lot of assumption about how and why I get here. Kalo dibiarin terus, bisa-bisa nggak bakalan selesai dan kejadian kaya gini bakalan mungkin banget buat keulang lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena saat ini tempo yang dimainkan harus cepat, tapi jiwanya justru entah ke mana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu dimulai lah pencarian penyebab kenapa bisa begini:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi badan yang terlalu capek? Nggak juga ah. Udah tidur 8 jam, bangun-bangun masih aja males bangun. Even worse, kelabakan nahan ngantuk di dalem kelas yang instrukturnya adep-adepan muka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagi kumat malesnya, terus ngeliat bahan pelajaran yang kaya semen tiga roda: pekat, jadi nggak ada tenaga dan pingin tebalikin meja aja? Bi.....sa sih. Tapi kurang kuat alesannya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa lagi ngerasa monoton dan pingin sesuatu yang beda? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau lagi focus in dan nyepelein kata "mendengarkan"? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau justru, terlalu banyak mendengarkan dan manutin semua yang didapet tanpa nanyain apa yang dimau?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau mungkin... You're thinking too much?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan gue pun memilih opsi terakhir sebagai jawabannya. Mungkin terlalu banyak mikir dan analisa, jadi bikin terlalu fokus sama diri sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai akhirnya tadi pagi, seperti biasa: Alarm nyala di kedua handphone, yang harusnya bangun jam 04.45 terus di snooze aja terus dua-duanya sampe jam 05.30. Yang nggak biasa, bangun kali ini gue menyadari kalo ternyata setiap pagi gue memutuskan untuk ke luar dari tempat tidur, dengan perasaan grungies - penuh dengan unek-unek. Ngeluh masih ngantuk lah, airnya dingin lah, make-up nggak bisa cepet lah. Dan pagi ini, gue memilih sesuatu yang berbeda. I switched the emotion, and I choose to berdoa setelah bangun tidur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Helvetica, Arial, serif; font-size: 24px; line-height: 39px;">اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 39px;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 19px;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: x-small;">alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur</span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 39px;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 19px;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: x-small;"><br /></span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit."</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Lalu tau apa yang berbeda dengan memilih untuk mengganti kebiasaan pagi ini? Di kelas jadi seger walau pun tidur baru jam satu pagi, pelajaran juga alhamdulillah lebih cepet masuk, mood seharian juga enaaak banget. Jadi, in case kejadian kaya gini bakal keulang lagi, pertanyaannya mungkin bisa ditambah satu: Mungkin kamu kurang bersyukur, Ban. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-14262526066729711452014-02-05T04:02:00.001-08:002014-02-05T07:10:19.512-08:00Call-Ear-Deer-Rush<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Ngaku asik, sabar, dan bisa nerima segala macem jokes? Try this: jawab pertanyaan "Mbak emang rumahnya di daerah mana?" Dengan kalimat, "Di Kalideres, mas."</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Then, you will get these options of respond.</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">A. Full Stop</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Mbak rumahnya di daerah mana?</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Kalideres, mas.</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Di mananya?</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Cengkareng, mas.</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Di deket mananya, ya?</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Itu loh mas, deket Bandara Soekarno Hatta. Lima belas menit aja dari rumah, gak perlu lama-lama...</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: *ngangguk pelan* *terjadi keheningan panjang* *pembicaraan selesai*.</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">(Percakapan ini biasanya kejadian kalo lagi di perjalanan transportasi umum. Ya kalo nggak naik taksi ya ojek. Either abangnya baru nyadar kalo daerah rumah penumpangnya percampuran antara macet+motor pada busuk+banjir kaga kira-kira+lawannya truk gandeng semua+jakmania bertebaran+kopaja nauzubilah+asep knapot kek apaan tau, ada di mana-mana atau emang dia... Lagi nyimpen tenaga ama hati aja buat perjalanan ke Kalideres. Mangat ye bang.) </span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">B. "Senyumnya manaa..."</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Mbak rumahnya di daerah mana?</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Kalideres, mas.</span></div>
</div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Rumahnya pasti sering banjir yaa...</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Kadang sih begitu. Kok tau? (Suasana hati: bangga. Alasan: akhirnya ada yang tau daerah rumah gueeeee!)</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Kan, Kalinya Deres. Ahahahahahahahahahaha </span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: .... A....ha... Ha... Ha. </3</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">(You'll get used to it. Pertama kali denger juga ikutan ketawa. Sekali... Dua kali... Kalo diulang lima puluh kali kan sedih juga ya dengernya. Tapi tetaplah tersenyum. Senyum.)</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">C. Unclassified </span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Mbak rumahnya di daerah mana?</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Kalideres, mas.</span></div>
</div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Itu di Jakarta?</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">(Kalo ada yang nanya begini, udah, tinggalin aja. Beneran.)</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">D. Tetangga Baru</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Mbak rumahnya di daerah mana?</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Y: Kalideres, mas.</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">X: Wah, kita tetangga dong! *ngeluarin dompet* *buka KTP* *nunjukkin nama Kelurahan doi: KALIMATI*</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">(Sama, awalnya juga nggak ngerti. Sampe si masnya dengan sabar, ngejelasin: "Iya, abis Kalinya-Deres, terus airnya kering, jadi Kalinya-Mati." Kalo nggak ngerti, gapapa. Ini respon tergaring yang pernah gue dapet. Muka gue juga jadinya malah kaya </span><span style="font-size: 12px;">ヾ(*´∀`*)ノ</span></span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tapi tetaplah tersenyum. Seenggaknya dia usaha ampe buka dompet segala.</span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0); font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Jadi. Good luck with thaaaaat~</span></div>
</div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-51007961858200571362014-01-06T05:29:00.001-08:002014-01-06T05:29:29.098-08:00Pada Suatu Hari<div><br></div><div><div style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;"><i>Float - Sementara</i></div><div style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;"><i><br></i></div><div style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;"><span id="line_1" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Sementara teduhlah hatiku</i></span></span><span id="line_2" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Tidak lagi jauh</i></span></span><span id="line_3" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Belum saatnya kau jatuh</i></span></span><span id="line_4" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Sementara ingat lagi mimpi</i></span></span><span id="line_5" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Juga janji janji</i></span></span><span id="line_6" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Jangan kau ingkari lagi</i></span></span><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i><br></i></span><span id="line_7" class="lirik_line hover" style="display: block; padding: 0px 5px; background-image: none; background-attachment: scroll; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Percayalah hati lebih dari ini</i></span></span><span id="line_8" class="lirik_line hover" style="display: block; padding: 0px 5px; background-image: none; background-attachment: scroll; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Pernah kita lalui</i></span></span><span id="line_9" class="lirik_line hover" style="display: block; padding: 0px 5px; background-image: none; background-attachment: scroll; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Jangan henti disini</i></span></span><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i><br></i></span><span id="line_10" class="lirik_line hover" style="display: block; padding: 0px 5px; background-image: none; background-attachment: scroll; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Sementara lupakanlah rindu</i></span></span><span id="line_11" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Sadarlah hatiku hanya ada kau dan aku</i></span></span><span id="line_12" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Dan sementara akan kukarang cerita</i></span></span><span id="line_13" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Tentang mimpi jadi nyata</i></span></span><span id="line_14" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Untuk asa kita ber dua</i></span></span><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i><br></i></span><span id="line_15" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Percayalah hati lebih dari ini</i></span></span><span id="line_16" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Pernah kita lalui</i></span></span><span id="line_17" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Takkan lagi kita mesti jauh melangkah</i></span></span><span id="line_18" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Nikmatilah lara</i></span></span><span id="line_19" class="lirik_line" style="display: block; padding: 0px 5px;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><i>Jangan henti disini</i></span></span></div></div><div><br></div><div><br></div><div>Pada suatu hari nanti, aku dan dia akan berbicara lagi. Kami akan berbicara pada siang itu, dengan matahari yang bersembunyi malu di balik awan, angin pantai yang membuat semua daun pohon kelapa ikut menari, dan hangatnya Bali saat itu membuat aku memilih membuka kaca, membiarkan tirai berayun sesuai iramanya.</div><div><br></div><div>Di situ, di kamar itu, kami berbicara apaaa saja yang sebenarnya sudah kami nantikan dari berbulan-bulan lalu lamanya. Dia duduk di sofa itu, dengan ekspresi berapi-api menceritakan kisahnya. Tubuhnya sesekali bergerak dengan spontan, bereaksi dengan kata-kata yang baru saja ia lontarkan dari mulutnya. Sementara aku? Aku lebih memilih untuk memeluk bantal sambil tengkurap di atas kasur, menikmati pemandangan di depan mataku. Ikut tertawa, menimpali, dan tersenyum dengan kehadirannya. </div><div><br></div><div>Indah. Bahagia. Sempurna. </div><div><br></div><div>Suatu hari nanti, pasti akan tercapai. Bersabarlah sebentar, hari itu sedang aku rajut. </div><div><br></div><div><br></div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-216130747533694552013-12-15T04:39:00.001-08:002013-12-15T04:58:39.428-08:00Ten Things That I Love About Malang<div><span style="font-family: 'Helvetica Neue Light', HelveticaNeue-Light, helvetica, arial, sans-serif;">1. Cuacanya. Bayangin, pagi-pagi udah cakep bangun jam 7, terus lo menemukan fakta bahwa anginnya sejuuuk banget, langit di luar agak mendung, dan suasanya tenang. Kasih tau gueee, siapa yang gak betah lama-lama di kasur cobaaaa disuguhin momen kaya gitu?</span></div><div><br></div><div>2. Makanan. Banyak banget harta karun yang gue temuin pas di Malang kemarin. Mulai dari burger pinggir jalan yang ternyata kalo mesen harus nunggu tiga jam kemudian (dan tempatnya sepi banget, gak keliatan kalo antriannya banyak) sampai yang klasik model Oen, ada di situ. Ituuuu, enak-enak bangetttt! </div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-X6Wt62NIhXs/Uq2i9mJo8ZI/AAAAAAAAAvk/cOwHKa6fdTU/s640/blogger-image--1283868115.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-X6Wt62NIhXs/Uq2i9mJo8ZI/AAAAAAAAAvk/cOwHKa6fdTU/s640/blogger-image--1283868115.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">3. Living costnya, terjangkau. Masih ngomongin tentang makanan, kok.... Tapi ini versi harga nganga. Maksudnya, gini. Setelah tunjuk-tunjuk-tunjuk makanan yang dipingin dan siap untuk ngebayar, lo akan terpukau dengan keajaiban harga murah yang ada di sana. Kaya... Di Ronde Titoni. Angsle terenak yang pernah gue makan itu, bareng Ronde, sama bubur apaaa gitu, sama jajanan dua roti itu, cuma 27ribu. Masalahnya porsinya gedee, itu puas banget makannya. Kecuali kalo doyan ya. Nambah mah tanggung sendiri. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-eUy6odwgPkg/Uq2i1KTCvLI/AAAAAAAAAvE/Txq2qucuVDM/s640/blogger-image-879012757.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-eUy6odwgPkg/Uq2i1KTCvLI/AAAAAAAAAvE/Txq2qucuVDM/s640/blogger-image-879012757.jpg"></a></div><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Terus ada lagi Tahu Campur Cak Uri Kumis. Ituuuu enaaaaak bangettttt, harganya sepuluh ribu. Harganya standar sih ya sebenernya, tapi enaaaak bangettt. Jadi sebenernya lagi ngomongin makanannya atau harganya ya...</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-GPI5blRcWKQ/Uq2ixl2AyyI/AAAAAAAAAu8/RsarAq-YjGw/s640/blogger-image-394826491.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-GPI5blRcWKQ/Uq2ixl2AyyI/AAAAAAAAAu8/RsarAq-YjGw/s640/blogger-image-394826491.jpg"></a></div><br></div><div class="separator" style="clear: both;">4. Bangunannya. Jalan-jalan lah ke pusat kotanya, mulai dari pasar sampai pelayanan umum, masih banyaaak banget gedung kuno yang awet sampai sekarang. Cat bangunannya ada yang udah diperbarui jadi lebih rapi, sementara ada juga yang ngebiarin lusuh, jadi kesannya jadi kuno dan antik. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">5. Penduduknya. Tinggal di Malang itu kaya lagi hidup dalam satu keluarga. Masing-masing tempat ngegambarin satu ruangan dalam rumah, tapi punya benang merah yang sama: kekeluargaan. Sesepuhnya ramaaah banget dan suka cerita-cerita dengan mudahnya. Mereka juga kaya GPS canggih. Sebut aja nama jalan yang di tinggalin, mereka bakalan ngerti dan ngasih tau highlight dari daerah itu. Nama jalan loh, nama jalan. Bukan nama daerah. Kaya... "Saya tinggal di Jl. Mawar mas..." Lalu dia akan menjawab, "Oh, tau! Yang ada lapangan besar, terus di sebelah selatannya ada rujak enak itu, sama rawon terkenal di sebelah barat apa apa apa." Gitu deh pokoknya. Seru ya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">6. Jatim Park 2. Awalnya gue penasaran, karena setiap orang yang ke sini pasti bilang tempat ini keren. Ternyata pas ke sini..... MEREKA MEMANG KEREEEEN! Jatim Park 2 ini tempatnya bersiiih banget, apik. Binatangnya juga pas gue liat pada sehat-sehat dan terawat. Walaupun sebenernya mereka lebih baik di alam bebas sana ya : ) papan informasi dan staff di sekitarnya ngebantu banget. Terus jarak antara hewan dan pengunjung juga relatif aman, gak terlalu jauh dan cukup. Semoga mereka ngerawat semua binatangnya dengan baik yaa</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh3.googleusercontent.com/-HLJxFiUHrZE/Uq2jCD19AiI/AAAAAAAAAv0/XDpw4Hm5bB0/s640/blogger-image--1338195732.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-HLJxFiUHrZE/Uq2jCD19AiI/AAAAAAAAAv0/XDpw4Hm5bB0/s640/blogger-image--1338195732.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh5.googleusercontent.com/-FtYuil42CGw/Uq2jFIcPwXI/AAAAAAAAAv8/lxNUFKyiHsw/s640/blogger-image-1049718093.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh5.googleusercontent.com/-FtYuil42CGw/Uq2jFIcPwXI/AAAAAAAAAv8/lxNUFKyiHsw/s640/blogger-image-1049718093.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">7. Wisata alam. Kemarin sempet ke Air Terjun Coban Rondo pas siang-siang. Dia cantiiiiiikkk banget! Ke sananya memang lagi gerimis-hujan gitu. Pas nyampe persis di depan air terjunnya, itu indah banget! Anginnya, rintik airnya, daunnya yang gerak karena imbas air terjun. Sempurna : ) </div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-Vb_z5xa7XI8/Uq2i7tBwUPI/AAAAAAAAAvc/hzHL2Ux-00A/s640/blogger-image--169432823.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-Vb_z5xa7XI8/Uq2i7tBwUPI/AAAAAAAAAvc/hzHL2Ux-00A/s640/blogger-image--169432823.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-mWk1kt8Cmgg/Uq2i3R8VoiI/AAAAAAAAAvM/1OHJsDr9W4o/s640/blogger-image--253765581.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-mWk1kt8Cmgg/Uq2i3R8VoiI/AAAAAAAAAvM/1OHJsDr9W4o/s640/blogger-image--253765581.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">8. Pantai Goa Cina. Letaknya ada di bawaaaaaah banget Malang. Perjalananannya sekitar 2-3 jam lah ke sini pake mobil. Buat masuk ke dalemnya, kemarin kita harus pake ojek dulu soalnya lagi di cor jalanannya. Jadi ajlug-ajlugan deh... Begitu nyampe, ombaknya langsung keliatan! Banyak karang di pesisir pantainya, jadi lari cantiknya harus penuh pengorbanan dulu. Airnya beniing, pasirnya juga putih. Tapi sayang, ada sampah bertebaran bekas makan pop mie gitu : ( semoga pas jalanannya udah bener, wisatawannya bertanggung jawab sama sampah masing-masing ya...</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-v6VUZWraBhs/Uq2i5gaQoMI/AAAAAAAAAvU/LjVjOBVbQwk/s640/blogger-image-795621627.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-v6VUZWraBhs/Uq2i5gaQoMI/AAAAAAAAAvU/LjVjOBVbQwk/s640/blogger-image-795621627.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-KA8fKgDMIEI/Uq2jAFem7KI/AAAAAAAAAvs/haG6RUgUndo/s640/blogger-image--1431622455.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh4.googleusercontent.com/-KA8fKgDMIEI/Uq2jAFem7KI/AAAAAAAAAvs/haG6RUgUndo/s640/blogger-image--1431622455.jpg"></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">9. Daerah Batu. Tempat ini kayak Puncak Pas nya Jawa Barat. Dingiiiiiinnnn banget di sini, tapi enak! Seneng buka kaca mobil, soalnya udaranya seger banget dan sejuk. Sebenernya Jarim Park lokasinya juga udah di Batu sih, tapi yang gue omongin di sini adalah kotanya. Begitu masuk Alun-alun, cobain susu deket situ deh. Itu enaaak bangeeet, beda sama susu sapi nasional. Terus kalo maleman dikit, coba ke toko ketan yang ada di sebrang toko susu tadi. Endang~ terus kalo udah selesai, melipirlah ke Alun-alunnya. Rasain jadi warga lokal di situ. Ada lampion cantik, tempatnya juga lumayan bersih, dan kamar mandinya juga lumayan. Pas duduk, ada pengumuman yang ngebacain peraturan dan apa aja yang warga bisa nikmatin di kawasan ini. Semacam kewajiban dan hak yang diterima untuk ngejaga kawasan ini biar sama-sama terawat. Mungkin bisa dijadiin ide buat taman gue nanti : )</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">10. Slowing down. Beberapa hari di situ jadi belajar buat lebih nikmatin momen dan lebih perlahan untuk ngambil keputusan. Di Jakarta kita diajarkan untuk berpacu sama waktu, ikuti langkah, dan bertindak cepat. Di sini justru sebaliknya... Jadi lebih sering untuk mendengarkan, melihat, merasakan, jadi setiap momennya ada di situ. Seneng deh :D Sama... Satu lagi. Di sini secara perlahan gue mulai dikenalin lagi sama sifat almarhum yang belum gue tau. Mulai dari yusurin tiap ruangan yang ada di dalam rumah tempat dia tinggalin sedari kecil, ngebayangin apa aja yang dia lakuin di kota ini, sampai informasi kecil dari saudara tentang mama. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Menjadi pramugari, ada di rumah yang sama tempat mama tumbuh, senyum yang banyak orang bilang ngingetin mereka dengan beliau, banyak orang yang ngira gue sengaja untuk ngulang kehidupan mama. Jalurnya sih lebih tepatnya. Well, gue sendiri juga gak tau. Anak terinspirasi dari orang tua itu hal yang wajar banget. Yang gue tau, semua keputusan yang dilakuin itu berdasarkan apa yang gue liat dari sekitar, dicerna sama apa yang dipinginin, dan apa yang dibutuhkan untuk masa depan. Kalo pun ada kesalahan yang dibuat untuk nentuin goal ke depan, then let it be : ) Biarkan saya belajar dari kesalahan itu dan mulai berdiri lalu berjalan lagi untuk berikutnya. Setiap mau ngelakuin sesuatu yang jalannya rada mirip sama mama, ada salah satu percakapan antara kami yang selaluuu gue pegang. Saat itu lagi pulang sekolah, lagi manja-manjaan sama mama, terus bilang:</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">B: Ma, kalo udah gede nanti, aku pingin kaya mama! </div><div class="separator" style="clear: both;">M: Loh, jangan dong dek...</div><div class="separator" style="clear: both;">B: Yah... Kenapa?</div><div class="separator" style="clear: both;">M: Adek pokoknya harus lebih lebih baik lagi dari mama. Ya? </div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Kira-kira, gitu yang diomongin : )</div><div class="separator" style="clear: both;"><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Adios! </div><br></div><div class="separator" style="clear: both;">Ps: Kesuksesamnya jalan-jalan ke Malang kali ini melibatkan banyak pihak. Pertama, Yuzi. Sodara kembar satu ini rela banget dimintain jemput pas di bandara, ngasih masukan ke mana aja, ngasih makan, ngasih kasur, lawakan, sampe ngenalin peliharan ayam barunya ke gue. Si Dada dan Paha. Kedua, Bedus. Alam berkonspirasi supaya kita bertemu dan menjadikannya driver selama perjalanan. Awalnya sih curhat sama Yuzi aja, tapi yaaa gimana yaaa ceritanya dalem mobil kan jadinya gatel ngedengerin. Skill nyetirnya bisa diadu sama truk antar kota antar provinsi. Serius. Ketiga, Vania. Tetangga selama si Malang ini selain cantik banget, juga konyol barengan adeknya. Artis berjalan sama tau tempat hits di Malang. Apa jadinya liburan ke Malang tanpa kalian bertiga? Hampa.</div></div></div></div></div></div></div></div>Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-60003744688495919342013-12-09T01:18:00.001-08:002013-12-09T01:18:17.222-08:00Beyond The Imperfection<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Something about human and vision. Mungkin udah bakat alami manusia, untuk selalu punya cita-cita, gambaran, harapan, impian, yang tergambar jelas dalam otak kita. Nangkep itu semua dari serpihan gambar atau momen yang kerekam jelas dalam suatu waktu, dan insting kita bilang: "Aha! Suatu hari, gue akan seperti itu" lalu dimulailah awal perjalanannya. Contohnya bisa banyaaak banget. Ya dari baju yang kita sukalah, mobil yang dipinginin, tokoh yang jadi panutan, sampe artis yang jadi inceran dari beberapa taun, yang mungkin jadi patokan kita buat jadi pasangan nanti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
... Yang terakhir berat sih. Moga-moga nggak ya. Amin. Eh bukan maksudnya nggak mungkin, Katie Holmes aja bisa nikah sama Tom Cruise gara-gara dia udah nargetin dari kecil buat nikah sama dia. Maksud gue di sini kalo patokan pasangannya terinspirasi dari peran cowok di film Korea yang... lupakan. It's just not my type. Case closed. Tapi tetep ditonton. Yaudahlah ya namanya juga film korea. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anyway. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Potongan memori itu yang bikin kita punya gambaran sempurna tentang cita-cita dan impian kita. Semuanya pun dipersiapkan untuk mulai meniti mimpi yang udah jadi tujuan utama sama apa yang akan kita lakuin. Pastinya dengan bantuan orang tua: mulai dari sekolah, kursus, fasilitas yang ada di sekitar kita. Karena toh, setiap orang tua pasti pingin yang terbaik untuk anaknya kan? Kita yang bakal jadi generasi berikutnya, yang bakalan ngelanjutin lagi perjuangan yang udah mereka lakuin. Semua yang ada di sekitar kita saat ini, entah dari orang tua atau lingkungan yang ada, ngebuat kita jadi dikelilingin sama peluang yang ada. Mereka hanya mengantarkan, bukan menjadikan saklek dan pasti di jalur itu. Tapi untuk urusan ngeraih serta ngebuatnya jadi berhasil? Pilihan sepenuhnya ada di tangan kita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin kita jalan dan tumbuh, semakin banyak lagi gambaran sama patokan yang kita ambil. Patokan yang ngebuat kita punya definisi tersendiri tentang sukses, bahagia, kehidupan yang mapan, sampai kata apa yang akan gambarin kita nanti pas sudah sampai waktunya untuk berhenti. Detil. Makin banyak yang ditemuin, semakin banyak lagi dunia yang belum diketahuin. Tapi gambaran itu juga yang kadang ngebuat kita untuk berhenti sebentar dan ngebandingin sama apa yang jadi acuan kita. Menanyakan kembali apa yakin ini jalan yang dipingin, menghitung kembali ada banyaak banget hal yang udah dilakuin untuk sampai hal ini, membayangkan lagi hasilnya nanti sepadan atau nggak. Memperbolehkan rasa takut itu untuk masuk dan menguji lagi keyakinan kita. Boleh ada jawaban, boleh nggak, karena dari dalam hati <i>we both knows that this things that keeps you alive. These things that makes our heart beats even faster just to think about it. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari kemarin akhirnya gue ketemu lagi sama temen-temen SMA dan kita ngobrol banyaaak banget di situ. Kami masuk fase udah-lulus-belum, kerja-di-mana, sama kapan-nikah yang tersebar di mana-mana. <i>Too early</i>? Nggak juga. Biasa aja malah jadinya. Beruntungnya, gue dan mereka ini bukan ngomongin "gue mau nikahan di sini, adatnya ini, undangan segini" things. Untuk pertama kalinya kita ngebahas perencanaan ke depan yang... mungkin tipikal diskusi bapak-ke-anak. Mulai dari tahapan karier yang menunjang finansial untuk ke depannya, sampai tentang lingkungan untuk ngedukung perkembangan keluarga. Serem? Nggak juga. Bekal dari gambaran-gambaran yang udah kita simpen tadi, kami jadi tau masa depan, keluarga, karier yang kaya gimana yang pingin kita capai. <i>We both scared and excited at the same time. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa takut. Nggak ada abis-abisnya buat ngebahas tentang yang satu ini : ) Buka tv, ada banyaaak banget cerita dan berita yang dihadirin buat ngasih tau kondisi di sekitar kita. Iklan, yang kadang juga pake rasa takut untuk menjual produknya. Kayak... kalau nggak pake ini, kulit bakalan cepet kusam, menghitam, dan cowok nggak akan ada yang mau deket deh. Tapi iklan yang ngemasnya dengan cara yang cerdas dan ngasih value ke penontonnya juga ada kok, bahkan mereka sangat menginspirasi. Rasa takut itu yang kadang ngebuat respon utama kita adalah membuat diri menjadi aman. Atau membuat orang yang kita sayang terselamatkan. Karena pas itu lagi ngomongin temen kita yang kuatir sama adiknya buat nggak nakal, dia merespon ketakutan itu dengan ngelarang adiknya untuk keluar selain sama saudara (fyi, adiknya udah masuk remaja), pembatasan atau peraturan yang dibuat untuk adiknya, sampai jalur yang udah dirancang untuk mempermudah pengawasan dia. Normal aja sebenernya. Tapi untuk di usia yang masuk remaja itu, tanpa ada alasan dan menggunakan kekuasaan (gambarannya kurang lebih kaya, gue-kakak-elo-adik-udah-nurut-aja.) ditambah kurang komunikasi antar keluarga, ngebuat adiknya temen gue mulai belajar ngeboong dan mulai ngeberontak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di lain pihak, ada juga keluarga yang ngerespon rasa ketakutan itu dengan cara yang berbeda. Dengan ngenalin dan ngasih info apa aja yang anak tanyakan dan pingin liat, ngasih alasan dan jawaban yang logis kalau mereka bilang "Tidak", dan diajak untuk negosiasi untuk sama-sama speak up. Di sini mereka diajarkan untuk berpikir sebelum bertindak, mendengarkan saat lawan bicara, kenalan sekaligus belajar untuk ngejaga sama yang namanya kepercayaan dan tanggung jawab. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambaran itu, gambaran itu yang ngebuat gue berpikir tentang orang tua yang sempurna. Mampu nyingkirin perasaan takut, lalu justru ngebebasin anak-anaknya karena yakin mereka bisa diandalkan dan bisa megang kepercayaan. Tapi semakin ke sini, gue juga semakin sadar. Even mereka yang dianggap orang sempurna pun, mereka gak pernah nyadar kalau mereka sempurna. Orang terhebat pun, mereka nggak tau kalo mereka hebat. Mereka dengan ketidaksempurnaan mereka, justru jadi satu frame yang pas dan harmonis untuk ngebuat satu gambaran sempurna. Tanpa permasalahin tanggepan orang lain tentang mereka, apalagi menghkahawatirkannya. Mereka cuma lakuin apa yang yakinin, nyatuin antara masa dia dibesarkan dan sekarang, lalu lakuin yang terbaik untuk anak mereka. <i>As simple as that</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Percakapan itu juga yang ngebuat gue untuk mulai menata lagi, pasangan yang akan gue pilih nantinya untuk ngewujudin itu semua bareng-bareng. Dia yang akan gue jadikan tempat bersandar sekaligus penguat untuk jalanin goal kami. Tempat untuk saling ngasih rasa aman, kasih sayang, dan menyenangkan pastinya di setiap harinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penasaran? Sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Happr rainy day!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rienjani Nur Bani Putri</div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4369911129046273442.post-38453660576019972592013-12-03T11:12:00.001-08:002013-12-03T11:12:05.920-08:00Great Friends! ; D<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-GjW3c1UbktI/Up4lvIp3LHI/AAAAAAAAAtM/J1p-giSsrcw/s1600/photo+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="http://2.bp.blogspot.com/-GjW3c1UbktI/Up4lvIp3LHI/AAAAAAAAAtM/J1p-giSsrcw/s400/photo+1.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di post sebelumnya gue udah cerita tentang pengalaman selama di kantor. Di post ini, siniii, gue kenalinsatu-satu srimulatnya Cosmo. Mereka, yang bikin gue semangat tiap ngantor dan relaa diisengin satu-satu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Eunike Freskanta Bukit </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-w6tYGtYcGvA/Up4n7LWN5zI/AAAAAAAAAtg/yQfVMyzILjs/s1600/photo+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-w6tYGtYcGvA/Up4n7LWN5zI/AAAAAAAAAtg/yQfVMyzILjs/s320/photo+3.JPG" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Protective, Loyal, Brave, Loving, Free-spirit</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama kali kenalan sama dia, respon dia gak bakalan gue lupa. Muka culas, tangan di meja, terus bilang: "Jangan panggil gue mbak!". Wanita batak satu ini, pertama kali kenalan sama dia mukanya aja udah jutek. Takut? He eh, mayan. Tapi makin ke sini gue jadi tau kalo memang orangnya gitu. Kanta itu karakternya kuat, keliatan banget. Ya dari tingginya, suaranya, kelakuannya. Menonjol dah. Dari cerita dia, banyak yang bilang temennya takjub sama gayanya yang feminim sekarang. Soalnya katanya dulu dia tomboy, galak, preman (ini nambahain sendiri). Kanta itu kalo orang pertama kali kenalan mungkin dianggepnya dia galak, tengil, sama model kakak kelas narik junior buat dilabrak ke kamar mandi. Engggggg.... gak sepenuhnya salah sih. Tapi sekalinya dia udah deket dan nyaman sama orang itu, dia bakal jagain sama sifat protektifnya dia. Seriusan. Dia bisa peduliii banget sama temennya dan negbantu kapan pun dibutuhin. Dia itu last minute person, satu hal yang bikin gue ngiriii. Bisaaa banget nyelesein deadline, gak ada beban, gue baru kelar satu artikel eh dia tiba-tiba udah limaaa aja. Terus dia anaknya kalo udah bilang enggak, ya enggak. Konsisten sama apa yang dia omongin. Temen selama di kantor yang bisa diajak aneh sama gila. Oya, dia jomblo loh. Kalo mau kenalan, mohon kirim CV, lampiran foto terbaru, sama SKCK ke email gue. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Aliza Marcela </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-GLwyXC2X9TE/Up4n6GLnRiI/AAAAAAAAAtc/Y5aTQ5rXuRA/s1600/photo+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-GLwyXC2X9TE/Up4n6GLnRiI/AAAAAAAAAtc/Y5aTQ5rXuRA/s320/photo+2.JPG" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Loving, Independent, Original, Playful, Unique</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa namanya chabe? Soalnya tadinya ada tiga nama Icha di kantor, dan masing orang harus dikasih nama baru biar suasana kantor bisa lebih tentram. Dia memang menonjol di kelebihannya, dibandingin gue dan yang lain. You know what I mean. Nggak ya? Beklah. Chabe itu anaknya apa adanya banget. Dia bisa galak dan judes banget kalo ngomentarin sesuatu yang nggak disuka, terus berapa lama kemudian dia bisa sweet luar biasa untuk ekpresiin muka sukanya dia. Ajaib! Nggak bakalan gue lupa, jam sepuluh malem gue telp dia nangis-nangis gegara ada satu artis yang cancel pemotretan. Dia sabaaar banget ngedengerinnya, dan ngalihin pembicaraan ke yang bikin gue lupa alesan pertama tadi telpon kenapa. Chabe dan pilihan barang atau kartunnya yang unik sama beda, bikin gue seneng lama-lama ngeliat kubikelnya. Abisan pada gemes banget... She's the best at comforting people, atau temen-temennya. Effortless sih kalo gue bilang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Amanda Utari (Man-ut. Bukan deng. Manda, Manda)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-qEJTdGSZx3A/Up4oNZXg5kI/AAAAAAAAAt8/m3BrKITXh3g/s1600/photo+5.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-qEJTdGSZx3A/Up4oNZXg5kI/AAAAAAAAAt8/m3BrKITXh3g/s320/photo+5.JPG" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Caring, Friendly, Affectionate, Warm, Sincere</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Temen satu ini, pertama kali ketemu gue kira dia senior. Taunya emang (umurnya lebih) senior. Pertama kali ketemu, dia baru selesai pemotretan dan sweet banget nyapanya. Setiap ada pertanyaan atau ngobrol, dia akan ngasih penjelasan yang tenang, senyum, dan udah siap banget lah jadi istri. Dia adalah definisi wanita manis menurut gue. Mulai dari sifatnya, penampilannya, sampe ke hobi, bahkan gaya dia ngomong. Sukaaa banget sama buku novel dan dia adalah orang pertama yang nyodorin buku romantis-tapi-mesum kayak Lisa Kleypas, sampai triloginya Fifty Shades of Grey. Image manis dia, bakalan lepas dan lenyap nggak bersisa kalo udah dikasih segala yang berbau Korea. Spesialisasinya ada di Donghae nya Suju, sama Bigbang. Ya, dia berubahah jadi fans gila yang siap ngebunuh siapa aja yang berani nyela dan ngomentarin jelek tentang dua boyband itu. Laskar jihad korea lah kalo boleh dibilang. Walaupun sweet, tapi selera dia sama cowok bisa dibilang menakjubkan. Pria dengan perut kotak-kotak, dada bidang, lengan berotot, jadi incerannya dia. Katanya, stamina buat di malem hari penting buat hubungan. Sayang, dia nggak suka pilot. Bisa gue kenalin sama salah satunya padahal...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Keken Frita Vanri</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-f2L2M_xNqCY/Up4qGzR39ZI/AAAAAAAAAug/bdPJCXmpyjU/s1600/photo+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-f2L2M_xNqCY/Up4qGzR39ZI/AAAAAAAAAug/bdPJCXmpyjU/s320/photo+1.JPG" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Authentic, Straightforward, Wise, Focus, Expressive</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada sesuatu dari Keken yang bikin gue kadang suka nggak abis pikir: Ada... orang kaya dia. Kita tes masuk bareng, dan dari awal aja udah keliatan nyentriknya. Orang yang lain pas ngelamar kerja rapih-rapih pake map atau apa ya, dia mah digulung terus ditenteng ke mana aja, bahkan masuk tas. Terus pas masuk, makin banyak hal lagi yang gue pelajarin dari dia. Dia bisa makeup, dia bisa motret, dia bisa ngedit, modalnya cuma satu: belajar dari internet. And somehow, she nailed it. Hasilnya bagus-bagus semua! Sifatnya kadang bisa cranky luar biasa sampe ngejutekin dan bikin kesel setengah mati. Terus kalo udah mendingan atau baikan, udah deh ngelawaknya balik lagi kaya semula. Sepintas gue ngeliat bayangan nyokap di diri dia. Omongannya yang ceplas-ceplos, gigihnya, beraninya. Bisa dibilang, dia yang jadi penetral sifat gue. Semua rasa optimis, semangat, dan cerita yang berbunga-bunga, bisa dihantem sama omongan dia yang realistis, logika, dan apa adanya. Dia yang ngasih gambaran baru tentang wanita matrealistis dan sangat masuk akal. Ohya, dia juga pengidap People Blues. Hati-hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Muhammad Muhtar </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-orPrrZ32nHs/Up4sW5_NmJI/AAAAAAAAAus/jzbm43e919c/s1600/matt_bomer_85.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-orPrrZ32nHs/Up4sW5_NmJI/AAAAAAAAAus/jzbm43e919c/s320/matt_bomer_85.jpg" width="265" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Loving, Trusting, Guiding, Thoughtful, Good-hearted</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia adalah karyawan basis Cengkareng yang pertama kali gue temuin di kantor. Yeah! Perkenalkan, nama panjangnya mungkin terlihat gahar, tapi panggilannya sweet banget: Mumu. Badannya hugable, sama muka yang selintas jutek, awalnya bikin gue ragu buat deket sama dia. Tapi makin ke sini, makin yakin dia orang yang tepat buat diajak berbagi. Dari post-it yang ada di kubikel dia, kayanya pendahulu banyak banget yang ngandelin dia untuk cerita dan saling menyarankan. Mumu itu orangnya mendengarkan. Dia punya tingkat kekepoan tertinggi (bisa tiba-tiba ada di sebelah layar terus bacain ketikan tulisan yang belom kelar, which is terrifying sometimes) yang sebenernya kalo diliat lebih jauh lagi tingkah dia berikutnya, dia adalah orang yang sangat sangat sangat perhatian. Dia nggak cuma mikirin diri sendiri, tapi orang sekitarnya juga. Selain itu, anaknya juga bisa diandalkan. Bisa dalam urusan kerjaan atau dalam temenan. (Maaf, fotonya mumu gak ada di sini. Jadi ganti dia aja. Beda tipis kok)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka-mereka ini yang paling sering kena gangguan sama iseng kalo lagi matgay selama sembilan bulan ini. Ada juga Katiw, Adhia, Jojo, Mas Roy, Evelynne, Sukata, yang kadang juga ikut kena juga. Di hari terakhir, gue dapet dua kenang-kenangan dari mereka! Tulisan di kanvas, sama boneka kelinci yang dinamain...... Mr. Right. hahahahahaha </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pas balik perjalanan ke rumah, gue ngecek satu-satu list yang harus diselesein sebelum keluar kantor. Kerjaan, oke. Beli sesajen buat makan-makan, oke. Nangis di kantor, oke. Foto, oke. Melukin anak sekantor, oke. Karokean, oke. Terus masih ngerasa ada yang kurang. But then, I know one thing that haven't told you guys earlier. Padahal penting, tapi tetep aja bisa kelewatan. Mungkin karena gak nganggep itu hari terakhir juga kali ya. Bahwa gue memilih mereka sebagai sahabat, bukan temen kerja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Here we come the unspoken words: Gue sayaaaaang banget sama kalian. Thank you, dan selamat menjalani deadline!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muahahahahahahahaha</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-lgCz5puE6Fw/Up4p9smh9yI/AAAAAAAAAuI/mQIuqZeJr04/s1600/photo+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="http://4.bp.blogspot.com/-lgCz5puE6Fw/Up4p9smh9yI/AAAAAAAAAuI/mQIuqZeJr04/s640/photo+3.JPG" width="360" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bani dan Carissa, luluus!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Mq1ltG10kCw/Up4n7a_4hDI/AAAAAAAAAtk/nvm5kFTZTzU/s1600/photo+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="http://1.bp.blogspot.com/-Mq1ltG10kCw/Up4n7a_4hDI/AAAAAAAAAtk/nvm5kFTZTzU/s400/photo+1.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Bani's Crayolahttp://www.blogger.com/profile/06880583056479117958noreply@blogger.com0